Jumat, 10 Mei 2013

Tokoh Dunia : Stephen Hawking




Biografi Hawking; belajar cerdas dari keterbatasan

Bagi para ilmuwan dunia terutama di bidang kosmologi, fisika, nama Stephen Hawking sudah tidah asing lagi barangkali. Tapi, bagaimana dengan kita? Siapakah Stephen Hawking? Inilah biografi singkat kehidupannya:

Biografi dan Pengalaman Hidup Stephen Hawking

Stephen Hawking lahir pada 8 Januari 1942 di Oxford,Inggris. Dia adalah anak tertua dari empat bersaudara pasangan Frank dan Isobel Hawking. Stephen lahir bertepatan dengan peringatan 300 tahun kematian Galileo yang telah lama menjadi sumber catatan kebanggan bagi para fisikawan. Stephen lahir dalam keluarga yang merupakan para pemikir. Ibunya seorang Skotlandia, disaat sedikit wanita berpikir untuk kuliah, Dia berusaha keras untuk diterima di Oxford University pada tahun 1930 yang akhirnya membuatnya menjadi wanita pertama yang berhasil kuliah. Ayahnya, Frank Hawking, seorang lulusan Oxford University merupakan seorang peneliti di bidang kedokteran yang khusus meneliti masalah penyakit tropis atau di kedokteran dikenal dengan Tropical Disease. Contohnya seperti Malaria,demam berdarah (di Indonesia).

Stephen Hawking lahir dalam masa-masa sulit. Kondisi ekonomi keluarga saat itu kekurangan. Selain itu, pada waktu tersebut merupakan masa-masa Perang Dunia II dan Inggris terlibat di dalamnya serta adanya penyerangan oleh Jerman. Frank berupaya menyelamatkan keluarganya dengan memindahkan istrinya yang sedang hamil serta anak pertamanya itu dari rumah mereka di London ke Oxford. Hawking kemudian pergi dengan dua anak lainnya, yaitu Mary (1943) dan Philippa (1947). Sedangkan Edward anak kedua mereka diadopsi pada tahun 1956. Keluarga Hawking, menurut salah satu teman dekat keluarga mereka adalah keluarga yang aneh. Makan malam selalu dalam suasana diam, tiap-tiap Hawking serius membaca buku. Mobil mereka adalah taksi London tua. Selain itu, mereka juga memelihara lebah di ruang bawah tanah serta membuat kembang api di dalam rumah kaca.

Stephen Hawking lahir dalam masa-masa sulit. Kondisi ekonomi keluarga saat itu kekurangan. Selain itu, pada waktu tersebut merupakan masa-masa Perang Dunia II dan Inggris terlibat di dalamnya serta adanya penyerangan oleh Jerman. Frank berupaya menyelamatkan keluarganya dengan memindahkan istrinya yang sedang hamil serta anak pertamanya itu dari rumah mereka di London ke Oxford. Hawking kemudian pergi dengan dua anak lainnya, yaitu Mary (1943) dan Philippa (1947). Sedangkan Edward anak kedua mereka diadopsi pada tahun 1956. Keluarga Hawking, menurut salah satu teman dekat keluarga mereka adalah keluarga yang aneh. Makan malam selalu dalam suasana diam, tiap-tiap Hawking serius membaca buku. Mobil mereka adalah taksi London tua. Selain itu, mereka juga memelihara lebah di ruang bawah tanah serta membuat kembang api di dalam rumah kaca.

Tahun 1950, ayah Stephen bekerja menjadi kepala bagian Parasitologi di National Institute of Medical Research dan menghabiskan waktunya selama musim dingin di Afrika untuk meneliti. Ayahnya ingin Stephen masuk di kedokteran, tapi Stephen menunjukkan ketertarikannya pada ilmu pengetahuan dan langit. Di sekolah, Stephen dikenal sebagai anak yang cemerlang tapi tidak luar biasa. “Dia urutan ketiga dari bawah”, kenang Ibunya. Stephen dengan beberapa teman dekatnya menciptakan mainan baru untuk mereka sendiri. Saat umur 16, Stephen dengan beberapa temannya, mengkonstruk komputer dengan alat-alat yang tidak dipakai lagi untuk memecahkan persamaan matematika yang belum sempurna. Dia juga senang pergi ke berbagai tempat, senang dengan pendakian, Dia seorang yang aktif setelah masuk Oxford University pada usia 17. Dia suka berdansa dan senang dengan olahraga dayung. Pernah menjadi salah satu kapten tim dayung Oxford. Ayahnya kecewa karena Stephen menolak untuk masuk kedokteran tapi malah antusias dengan matematika. Tapi, karena di Oxford tidak ada jurusan matematika, Hawking condong pada fisika terutama kosmologi. Menurut ceritanya, dia tidak begitu banyak belajar. Menurutnya, waktu yang ia gunakan untuk fokus pada sekolahnya rata-rata satu jam. Dia tidak benar-benar melakukan lebih dari itu. Tahun 1962, dia lulus dengan penghargaan dan pindah ke Cambridge University mengambil Ph.D. di bidang kosmologi.

Ketika di Oxford,Stephen pertama kali sadar bahwa ada masalah dengan kesehatan fisiknya (seperti yang terjadi, yaitu jatuh saat berjalan, suaranya mulai menghilang), Dia tidak begitu mempermasalahkan dan menyimpan hal tersebut untuk dirinya sendiri. Hingga akhirnya ayahnya pun tahu dan membawa Stephen ke dokter. Selama 2 minggu Stephen yang saat itu 21 tahun dia menjalani serangkaian tes kesehatan. Setelah serangkaian tes dilakukan, dokter tidak memberitahu Stephen sakit yang dialaminya. Mereka hanya berkata bahwa yang dialaminya bukan penyakit sclerosis pada umumnya dan merupakan kasus tipe-a. Namun, dokter memberitahu sang ayah bahwa anaknya menderita Amyotrophic Lateral Sclerosis (ALS atau penyakit Lou Gehrig’s) stadium awal. Atau dengan kata lain syaraf yang mengontrol otot dalam tubuh mati. Dokter memvonis bahwa dia bisa hidup dua setengah tahun lagi. Berita tersebut sangat menghancurkan hati Stephen dan keluarganya. Namun, di tengah kesedihannya itu ada suatu peristiwa yang membuat Stephen berubah. Pada saat dia dirawat di Rumah Sakit, dia sekamar dengan anak lelaki penderita leukimia. Dia sadar dan berpikir bahwa ternyata keadaannya masih mending dibanding dengan teman sekamarnya. Dia pun melakukan refleksi diri. Tidak lama setelah keluar dari rumah sakit, Stephen bermimpi bahwa ia akan dieksekusi. Mimpinya itu membuatnya sadar bahwa masih ada sesuatu yang bisa dilakukan dengan hidupnya. Tahun 1963, sebelum dia didiagnosa ALS, dia bertemu dengan seorang sarjana bahasa bernama Jane Wilde. Mereka kemudian menikah tahun 1965 dan memiliki tiga orang anak.

Penyakit Stephen Hawking tersebut membuatnya menjadi ilmuwan bersejarah hari ini. Sebelum didiagnosa terkena ALS, Stephen Hawking tidak begitu fokus pada studinya.”Aku bosan pada hidupku sebelum sakit dan sepertinya tidak ada hal bermanfaat yang bisa dilakukan”, katanya. Ketika sadar bahwa dia tidak akan hidup lama lagi untuk melanjutkan Ph.D, Hawking pun semakin menekuni bidangnya dan melakukan penelitian.

Bermula dari penemuan seorang kosmologis muda Roger Primrose tentang hilangnya sebuah bintang dan penciptaan lubang hitam, Stephen Hawking menjadi tertarik dengan awal mula terbentuknya alam semesta dan manempatkannya pada sebuah karir yang membuatnya mengubah cara pikir dunia tentang lubang hitam dan alam semesta.

Tahun 1969, Hawking harus menggunakan kursi roda karena kontrol fisik terhadap tubuhnya hilang sebagai efek dari penyakitnya. Tahun 1968, Stephen menjadi anggota Institute of Astronomy di Cambridge. Buku pertamanya dipublikasikan tahun 1975 yang berjudul Large Scale Structure of Space Time. Tahun 1974, penelitiannya membuat dia menjadi ilmuwan tersohor di dunia. Dia menunjukkan bahwa lubang hitam bukanlah ruang hampa seperti yang dipikirkan oleh para ilmuwan. Dengan istilah yang sederhana, dia menunjukkan bahwa pembentukan radiasi menyebabkan hilangnya gravitasi sehingga membuat bintang jatuh. Sejak itu lahirlah Radiasi Hawking. Hawking pun memperoleh banyak penghargaan. Dia dijuluki The Royal Society pada usia 32, memperoleh penghargaan Albert Einstein award. Tahun 1975, dia melakukan perjalanan ke Roma dan memperoleh medali emas Pius XI untuk ilmu pengetahuan dari Paus Paulus VI. Dia juga mengajar sebagai visiting professor di Caltech, Pasadena, California selama satu tahun. Selain itu di Gonville & Caius College di Cambridge, Inggris. Kemudian Hawking kembali ke Cambridge dimana dia terkenal dengan gelar The Lucasian Professor of Matemathics.

Keadaan fisiknya semakin memburuk. Pertengahan 1970, keluarga Hawking mempekerjakan salah satu murid Stephen yang sudah lulus untuk membantu mengatur pekerjaan dan merawatnya. Dia masih bisa makan sendiri dan pergi ke tempat tidur. Tapi, sebenarnya semua itu membutuhkan bantuan. Semakin lama suaranya semakin tidak jelas dan hanya orang-orang terdekat yang dapat memahaminya. Tahun 1985, Stephen Hawking harus kehilangan suaranya setelah operasi tracheotomy. Hasilnya, Stephen tidak pernah lepas bantuan perawat selama 24 jam.

Keadaan Hawking yang sulit ini menarik perhatian seorang pemrogram komputer asal Kalifornia yang mengembangkan program bicara dengan hanya menggerakkan mata atau kepala. Penemuan ini memungkinkan Hawking memilih kata-kata di layar komputer yang kemudian melewati sebuah synthesizer pidato. Pada saat jari-jarinya masih berfungsi, Hawking bisa memilih kata-kata dengan clicker genggam. Tapi, sekarang karena hampir semua saraf yang mengontrol tubuhnya tidak berfungsi lagi, Hawking menjalankan program menggunakan otot pipi dengan cara menempelkannya pada sensor. Dengan program tersebut dan bantuan asisten, Stephen Hawking terus menulis. Karyanya banyak baik yang berbentuk karya ilmiah maupun karya-karya untuk komunitas non-ilmiah.

Buku-buku buah karyanya antara lain:

1] A Brief History of Time (1988) telah terjual sebanyak 25 juta copy dan diterjemahkan ke dalam 40 bahasa serta masuk dalam a top the London Sunday Times’s bestseller list lebih dari 4 tahun

2] Black Holes and Baby Universes (1993)

3]  The Universe in a Nutshell (2002)


Dengan buku, penelitian serta paper-papernya, membuat Hawking berusaha mengungkapkan Holy Grail, teori pemersatu tunggal yang mencoba menggabungkan teori kosmologi dengan teori mekanika kuantum untuk menjelaskan bagaimana alam semesta dimulai yang membuat dia berpikir dan meletakkan beberapa kemungkinan besar terhadap umat manusia. Dia yakin bahwa manusia memang bisa menjelajah planet lain di masa depan.

Tahun 2007 pada usia 65 tahun saat berkunjung ke Kennedy Space Center di Florida, ia diberi kesempatan untuk berada di lingkungan tanpa gravitasi. Selama 2 jam di atas Atlantik di dalam pesawat Boeing 727 , ia dibebaskan dari kursi rodanya dan mengalami suatu keadaan tanpa bobot. Gambar fisikawan tersebut melayang bebas tersiar di surat kabar seluruh dunia.

Hawking juga menerbitkan buku sains untuk anak-anak bersama putrinya, Lucy. Sampai saat ini kesehatan Hawking masih terus diperhatikan. Sempat terjadi hal yang mengkhawatirkan,pada tahun 2009, dia gagal tampil pada sebuah konferensi di Arizona karena infeksi dada. Kemudian pada bulan April, Hawking mengumumkan bahwa dia pensiun dari jabatan sebagai Lucasian Profesor Matematika di Cambridge University. Beliau dilarikan ke rumah sakit karena sakit serius yang dideritanya dan diharapkan untuk sembuh total. Namun, Stephen Hawking tetap di Cambridge sebagai Profesor Emeritus.


Sumber : http://www.biography.com/articles/Stephen-Hawking-9331710

Tidak ada komentar:

Posting Komentar