Jumat, 10 Mei 2013

Membangun reputasi yang kokoh menurut Richard Branson




Bagaimana seorang entrepreneur dapat memenangkan kepercayaan investor, calon mitra bisnis dan para supplier? Pertanyaan tersebut tampak mudah dijawab tetapi sesungguhnya teramat pelik untuk dijelaskan karena sesungguhnya ia merupakan bagian dari pertanyaan yang jauh lebih besar. Saat seseorang menanyakan pertanyaan semacam ini, mereka sering berharap untuk mendapatkan jawaban yang rumit. 

Namun, harta berharga seorang entrepreneur bukanlah harta yang bisa dipegang dan dihitung, melainkan reputasinya yang bersih. Reputasi itu tak memiliki harga yang pasti dan memang tidak bisa diberikan patokan harga tetapi semua orang pasti memilikinya.

Bagi entrepreneur seperti Anda, reputasi pribadi yang buruk tidak hanya akan sampai di kehidupan pribadi Anda saja tetapi juga akan merambat pada kehidupan profesional Anda. Reputasi brand dan bisnis Anda juga akan terkena getahnya. Bila Anda melakukan tindakan-tindakan yang mencederai reputasi usaha Andam, Anda bisa menghancurkan masa depan bisnis Anda. Saat Anda membuat janji kepada pelanggan, Anda harus merealisasikan apa yang Anda janjikan padanya. Meskipun reputasi yang baik diperoleh dengan gratis, diperlukan tenaga dan pikiran serta waktu untuk mempertahankannya dan tidak membuatnya runtuh karena sekali reputasi ternoda, akan sangat sukar untuk memulihkannya. Akan dibutuhkan waktu bertahun-tahun untuk membangun rekam jejak yang baik dan hanya dibutuhkan beberapa detik untuk menghancurkannya. Mereka yang bergerak dalam industri Anda, dari investor potensial hingga supplier sampai para calon pegawai, akan memperhatikan reputasi Anda dengan seksama.

Saat kami memulai brand Virgin, nama tersebut dianggap sebagai nama usaha yang berisiko sehingga kami tidak diperkenankan untuk mendaftarkannya pada Kantor Paten Inggris selama 3 tahun berturut-turut karena para pejabat menganggapnya kata yang berkonotasi kasar dan kurang sopan. Reputasi pribadi saya sebagai pebisnis yang sukses dan berbeda dari yang biasa juga turut membantu. Sebagai entrepreneur muda bergaya rambut tak lazim di tahun 1970-an, saya mendapatkan reaksi yang bermacam-macam saat saya masuk gedung bank tanpa mengenakan alas kaki selama beberapa kali. Namun setelah beberapa tahun berselang, jika saat tiba-tiba say amasuk bank dengan mengenakan setelan jas dan dasi yang begitu rapi, mereka mengetahui bahwa saya sedang bekerja menjaga reputasi saya sebagai entrepreneur.

Segera setelah itu, kami bergerak dari industri musik ke industri penerbangan (Virgin Music ke Virgin Atlantic) meningkatkan reputasi kami sebagai perusahaan inovatif dan pengambil risiko, dan itu memberikan kelebihan kompetitif atas perusahaan lain yang sejenis. Ini begitu bermanfaat bagi kami di Virgin, Virgin menjadi dikenal luas sebagai sebuah perusahaan dan brand yang masuk ke berbagai bidang dengan reputasi yang bermasalah dan kemudian membalikkan keadaan dengan menerapkan prinsip-prinsip bisnis kami yang kurang lazim tetapi efektif.

Saat kami membeli pesawat terbang kami yang pertama, perjalanan udara dianggap begitu mahal dan tak terjangkau, sangat membosankan dan kurang menarik. Namun, kini sektor perbankan telah dianggap sebagai salah satu pemicu krisis keuangan dan resesi dunia, sehingga kami menggunakan reputasi kami untuk mendapatkan kepercayaan dan sebagaimana slogan dari Virgin Money, “membuat setiap orang lebih baik,” kami memperluas perusahaan dari kartu kredit menjadi perbankan.

Dunia ini menjadi makin kecil dan mempertahankan reputasi menjadi makin penting dari hari ke hari. Sekarang ini brand Virgin mendapatkan kepercayaan dari seluruh dunia sehingga jika kami mendirikan bisnis di sebuah negara, kemajuan akan terjadi lebih pesat daripada dulu saat kami harus bekerja keras mendapatkan satu per satu pelanggan dalam jangka waktu yang lebih lama. Namun, komunikasi yang makin maju juga berarti bahwa kabar negatif apapun mengenai perusahaan Virgin di manapun akan menjadi berita global yang dapat disebarkan hanya dalam waktu yang begitu singkat.

Sebagai seorang entrepreneur, Anda harus terus menjaga reputasi dengan memberikan perhatian pada setiap percakapan mengenai brand Anda di kanal jejaring sosial dan offline. Ini bukan berarti Anda harus melakukan micro-management dan mengendalikan gerak-gerik pegawai Anda setiap waktu atau mencoba menghentikan pelanggan yang ingin mengutarakan opini mereka mengenai brand Anda. Alih-alih, untuk membangun reputasi online bisnis Anda, Anda harus mempekerjakan orang yang Anda dapat percayai tak hanya mereka yang memiliki kemmampuan yang baik dalam menyelesaikan pekerjaan tetapi juga menjadi representasi yang baik bagi perusahaan Anda di mata publik. Lagipula, sebuah brand hanya sekokoh orang-orang yang bekerja di dalam perusahaan yang bersangkutan.

Setiap orang melakukan kesalahan. Jika Anda atau seseorang dalam perusahaan Anda melakukan kesalahan, penting untuk mengakuinya dan memperbaiki serta tidak memendam dendam. Kadang seorang CEO harus bertindak lebih personal. Misalnya, saat sebuah agen marketing yang dipekerjakan oleh perusahaan yang memiliki hubuungan bisnis dengan Virgin di AS bertindak terlalu jauh dalam sebuah iklan, saya harus meminta maaf melalui Twitter dan blog agar pihak yang merasa tersinggung bersedia memaafkan.

Sehubungan dengan perilaku pribadi, sejumlah entrepreneur yang meluncurkan startup pertama mereka mungkin mencoba meniru stereotip pebisnis tangguh dan menindas mereka yang mencoba menghalanginya. Saya kurang sepakat bahwa ini akan membawa kita ke keberhasilan yang langgeng. Anda harus memperlakukan orang sebagaimana Anda ingin diperlakukan agar mendapatkan rasa hormat. Jika Anda memiliki budaya perusahaan berdasarkan pada pemahaman timbal balik dan rasa saling menghormati, pegawai Anda akan lebih berpeluang untuk menikmati pekerjaan mereka dan menjadi duta besar bagi brand Anda dan reputasi Anda. Demikian pula halnya, para pelanggan akan bersedia memberikan kepercayaan mereka pada perusahaan Anda dan membeli lebih banyak produk Anda; investor dan mitra potensial akan mempertimbangkan proposal bisnis Anda dengan lebih serius; dan para vendor akan bersedia untuk bekerjasama dengan Anda.

Salah satu dari poin penting yang ingin saya sampaikan di sini ialah bahwa membangun sebuah perusahaan bukanlah ilmu membuat roket yang rumit dan membutuhkan kecerdasan luar biasa, tetapi ia lebih cenderung pada kemampuan memiliki sebuah ide bisnis dan memandangnya dengan penuh integritas. Formula dasarnya berarti bahwa sebagai seorang pemimpin bisnis atau entrepreneur, Anda tidak bisa berkompromi mengenai prinsip-prinsip utama saat harus berhadapan dengan pegawai, pelanggan supplier, atau siapapun yang terhubung dengan perusahaan Anda. Karena jika Anda memperlakukan orang dengan adil dan baik, mereka akan membalasnya kembali pada Anda dengan kesetiaan dan dedikasi. Jika Anda gagal melakukannya, hal yang serupa akan menimpa Anda dan akhirnya akan mempengaruhi kinerja perusahaaan.


sumber :  entrepreneur.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar