Surat Al-Fatihah adalah surat yang amat masyhur, telah
dikenal oleh seluruh kaum muslimin. Saking terkenalnya, terkadang sebagian kaum
muslimin menyalahgunakannya, seperti membacanya untuk orang mati saat ziarah
kubur, atau mengirimkan pahalanya kepada Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam-,
Syaikh Abdul Qodir Al-Jailaniy, dan orang-orang yang telah mati. Semua ini tak
ada contohnya dari Allah dan Rasul-Nya.
Surat Al-Fatihah amat masyhur, namun banyak di antara kita
tak mengetahui fadhilah, dan keutamaannya. Padahal banyak sekali hadits-hadits
yang menunjukkan keutamaannya, baik dari sisi kandungan atau kedudukannya di
sisi Allah -Azza wa Jalla-.
Diantara fadhilah dan keutamaan Surat Al-Fatihah:
Surat yang Paling Agung
Orang yang membaca Al-Fatihah akan mendapatkan balasan
pahala yang besar di sisi Allah. Terlebih lagi jika ia membacanya dengan
ikhlash, dan mentadabburi maknanya.
Abu Sa’id bin Al-Mu’allaa -radhiyallahu ‘anhu- berkata,
كُنْتُ
أُصَلِّيْ فَدَعَانِيَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ فَلَمْ أُجِبْهُ, قُلْتُ:
يَا رَسُوْلَ اللهِ إِنِّيْ كُنْتُ
أُصَلِّيْ, قَالَ: أَلَمْ يَقُلِ
اللهُ: (اسْتَجِيْبُوْا لِلّهِ وَلِلرَّسُوْلِ إِذَا
دَعَاكُمْ), ثُمَّ قَالَ: أَلاَ
أُعَلِّمُكَ أَعْظَمَ سُوْرَةٍ فِي الْقُرْآنِ قَبْلَ
أَنْ تَخْرُجَ مِنَ الْمَسْجِدِ؟. فَأَخَذَ
بِيَدِيْ, فَلَمَّا أَرَدْنَا أَنْ نَخْرُجَ, قُلْتُ:
يَا رَسُوْلَ اللهِ, إِنَّكَ قُلْتَ:
لأُعَلِّمَنَّكَ أَعْظَمَ سُوْرَةٍ مِنْ الْقُرْآنِ. قَالَ:
(الْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ),
هِيَ السَّبعُ الْمَثَانِيْ وَاْلقُرْآنُ الْعَظِيْمُ الَّذِيْ أُوْتِيْتَهُ
“Dulu aku pernah sholat. Lalu Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa
sallam- memanggilku. Namun aku tak memenuhi panggilan beliau. Aku katakan,
“Wahai Rasulullah, tadi aku sholat“. Beliau bersabda, “Bukankah Allah
berfirman,
“Penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul
menyeru kamu“. (QS. Al-Anfaal: 24).
Kemudian beliau bersabda, “Maukah engkau kuajarkan surat
yang paling agung dalam Al-Qur’an sebelum engkau keluar dari masjid”?. Beliau
pun memegang tanganku. Tatkala kami hendak keluar, maka aku katakan, “Wahai
Rasulullah, sesungguhnya tadi Anda bersabda, “Aku akan ajarkan kepadamu Surat
yang paling agung dalam Al-Qur’an”. Beliau bersabda, “Alhamdulillahi Robbil
alamin. Dia ( Surat Al-Fatihah) adalah tujuh ayat yang berulang-ulang, dan
Al-Qur’an Al-Azhim yang diberikan kepadaku”. [HR. Al-Bukhoriy dalam Shohih-nya
(4720), Abu Dawud dalam Sunan-nya (1458), dan An-Nasa’iy dalam Sunan-nya (913)]
Al-Imam Ibnu At-Tiin-rahimahullah- berkata saat menjelaskan
makna hadits di atas, “Maknanya, bahwa pahalanya lebih agung (lebih besar)
dibandingkan surat lainnya”. [Lihat Fathul Bari(8/158) karya Ibnu Hajar
Al-Asqolaniy]
Surat Terbaik dalam Al – Qur’an
Surat Al-Fatihah merupakan surat terbaik, karena ia
mengandung tauhid, ittiba’ (mengikuti) Sunnah, adab berdo’a, al-wala’ wal
baro’, keimanan terhadap perkara gaib, dan lainnya.
Ibnu Jabir-radhiyallahu ‘anhu- berkata,
اِنْتَهَيْتُ
إِلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَدْ إِهْرَاقَ الْمَاءَ
فَقُلْتُ السَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا رَسُوْلَ اللهِ
فَلَمْ يَرُدَّ عَلَيَّ فَقُلْتُ:
السَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا رَسُوْلَ اللهِ
فَلَمْ يَرُدَّ عَلَيَّ فَقُلْتُ
السَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا رَسُوْلَ اللهِ
فَلَمْ يَرُدَّ عَلَيَّ فَانْطَلَقَ
رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَمْشِيْ وَأَنَا خَلْفَهُ حَتَّى
دَخَلَ عَلَى رَحْلِهِ وَدَخَلْتُ
أَنَا الْمَسْجِدَ فَجَلَسْتُ كَئِيْبًا حَزِيْنًا فَخَرَجَ عَلَيَّ رَسُوْلُ اللهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
قَدْ تَطَهَّرَ فَقَالَ : عَلَيْكَ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَ عَلَيْكَ
السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ و عَلَيْكَ
السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ ثُمَّ قَالَ
اَلاَ أُخْبِرُكَ يَا عَبْدَ اللهِ
بْنَ جَابِرٍ بِخَيْرِ سُوْرَةٍ
فِيْ الْقُرْآنِ قُلْتُ بَلَى يَا
رَسُوْلَ اللهِ قَالَ: اِقْرَأْ
الْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
حَتَّى تَخْتِمَهَا
“Aku tiba kepada Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam-
, sedang beliau mengalirkan air. Aku berkata, “Assalamu alaika, wahai
Rasulullah”. Maka beliau tak menjawab salamku (sebanyak 3 X). Kemudian
Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- berjalan, sedang aku berada di
belakangnya sampai beliau masuk ke kemahnya, dan aku masuk ke masjid sambil
duduk dalam keadaan bersedih. Maka keluarlah Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa
sallam- menemuiku, sedang beliau telah bersuci seraya bersabda, “Alaikas salam
wa rahmatullah (3 kali)”. Kemudian beliau bersabda, “Wahai Abdullah bin Jabir,
maukah kukabarkan kepadamu tentang sebaik-baik surat di dalam Al-Qur’an”. Aku
katakan, “Mau ya Rasulullah”. Beliau bersabda, “Bacalah surat Alhamdulillahi
Robbil alamin (yakni, Surat Al-Fatihah) sampai engkau menyelesaikannya“. [HR.
Ahmad dalam Al-Musnad (4/177). Hadits ini di-hasan-kan oleh Al-Arna’uth dalam
Takhrij Al-Musnad (no. 17633)]
Al – Fatihah adalah Al – Qur’an Al – Azhim
Surat Al-Fatihah dinamai oleh Allah dengan “Al-Qur’an
Al-Azhim”, padahal Al-Qur’an Al-Azim bukan hanya Al-Fatihah, masih ada
surat-surat lainnya yang berjumlah 11 3. Namun Allah -Azza wa Jalla- menamainya
demikian karena kandungan Al-Fatihah meliputi segala perkara yang dikandung
oleh Al-Qur’an Al-Azhim secara global. Wallahu A’lam bish showab.
Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,
أُمُّ الْقُرْآنِ هِيَ السَّبْعُ الْمَثَانِيْ
وَالْقُرْآنُ الْعَظِيْمُ
“Ummul Qur’an (yakni, Al-Fatihah) adalah tujuh ayat yang
berulang-ulang, dan Al-Qur’an Al-Azhim“. [HR. Al-Bukhoriy dalam Shohih-nya
(4427), Abu Dawud dalam Sunan-nya (1457), dan At-Tirmidziy dalam Sunan-nya
(3124)]
Surat Ruqyah
Al-Qur’an seluruhnya bisa digunakan dalam meruqyah. Namun
secara khusus Al-Fatihah pernah dipergunakan oleh para sahabat dalam meruqyah
sebagian orang yang tergigit kalajengking. Dengan berkat pertolongan Allah,
orang yang digigit kalajengking tersebut sembuh kala itu juga.
Sekarang kita dengarkan kisahnya dari sahabat Abu Sa’id
Al-Khudriy -radhiyallahu ‘anhu- ketika beliau berkata,
انْطَلَقَ
نَفَرٌ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
فِيْ سَفْرَةٍ سَافَرُوْهَا حَتَّى نَزَلُوْا عَلَى
حَيٍّ مِنْ أَحْيَاءِ الْعَرَبِ
فَاسْتَضَافُوْهُمْ فَأَبَوْا أَنْ يُضَيِّفُوْهُمْ فَلُدِغَ
سَيِّدُ ذَلِكَ الْحَيِّ فَسَعَوْا
لَهُ بِكُلِّ شَيْءٍ لاَ
يَنْفَعُهُ شَيْءٌ فَقَالَ بَعْضُهُمْ:
لَوْ أَتَيْتُمْ هَؤُلاَءِ الرَّهْطَ الَّذِيْنَ نَزَلُوْا لَعَلَّهُ أَنْ يَكُوْنَ عِنْدَ
بَعْضِهِمْ شَيْءٌ فَأَتَوْهُمْ فَقَالُوْا:
يَا أَيُّهَا الرَّهْطُ إِنَّ سَيِّدَنَا لُدِغَ
وَسَعْيُنَا لَهُ بِكُلِّ شَيْءٍ
لاَ يَنْفَعُهُ فَهَلْ عَنْدَ أَحَدٍ
مِنْكُمْ مِنْ شَيْءٍ ؟
فَقَالَ بَعْضُهُمْ: نَعَمْ وَاللهِ إِنِّيْ
لأَُرْقِي وَلَكِنْ وَاللهِ لَقَدْ اسْتَضَفْنَاكُمْ
فَلَمْ تُضَيِّفُوْنَا فَمَا أَنَا بِرَاقٍ
لَكُمْ حَتَّى تَجْعَلُوْا لَنَا
جُعْلاً فَصَالَحُوْهُمْ عَلَى قَطِيْعٍ مِنَ
الْغَنَمِ فَانْطَلَقَ يَتْفُلُ عَلَيْهِ وَيَقْرَأُ { الْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
} . فَكَأَنَّمَا نُشِطَ مِنْ عِقَالٍ
فَانْطَلَقَ يَمْشِي وَمَا بِهِ
قَلَبَةٌ . قَالَ: فَأَوْفَوْهُمْ جُعْلَهُمُ
الَّذِيْ صَالَحُوْهُمْ عَلَيْهِ فَقَالَ بَعْضُهُمْ: اقْسِمُوْا
فَقَالَ الَّذِيْ رَقِيَ: لاَ تَفْعَلُوْا
حَتَّى نَأْتِيّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ فَنَذْكُرَ لَهُ الَّذِيْ كَانَ
فَنَنْظُرَ مَا يَأْمُرُنَا فَقَدِمُوْا
عَلَى رَسُوْلِ اللهِ فَذَكَرُوْا لَهُ
فَقَالَ: وَمَا يُدْرِيْكَ أَنَّهَا
رُقْيَةٌ . ثُمَّ قَالَ: قَدْ
أَصَبْتُمْ اقْسِمُوْا وَاضْرِبُوْا لِيْ مَعَكُمْ سَهْمًا
. فَضَحِكَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
” Ada beberapa orang dari kalangan sahabat Nabi -Shallallahu
‘alaihi wa sallam- pernah berangkat dalam suatu perjalanan yang mereka lakukan
sampai mereka singgah pada suatu perkampungan Arab. Mereka pun meminta jamuan
kepada mereka. Tapi mereka enggan untuk menjamu mereka (para sahabat).
Akhirnya, pemimpin suku itu digigit kalajengking. Mereka (orang-orang kampung
itu) telah mengusahakan segala sesuatu untuknya. Namun semua itu tidak
bermanfaat baginya. Sebagian diantara mereka berkata, “Bagaimana kalau kalian
mendatangi rombongan (para sahabat) yang telah singgah. Barangkali ada sesuatu
(yakni, obat) diantara mereka”.Orang-orang itu pun mendatangi para sahabat
seraya berkata, “Wahai para rombongan, sesungguhnya pemimpin kami tersengat,
dan kami telah melakukan segala usaha, tapi tidak memberikan manfaat kepadanya.
Apakah ada sesuatu (obat) pada seorang diantara kalian?” Sebagian sahabat
berkata, “Ya, ada. Demi Allah, sesungguhnya aku bisa me-ruqyah. Tapi demi
Allah, kami telah meminta jamuan kepada kalian, namun kalian tak mau menjamu
kami. Maka aku pun tak mau me-ruqyah kalian sampai kalian mau memberikan gaji
kepada kami”. Merekapun menyetujui para sahabat dengan gaji berupa beberapa
ekor kambing. Lalu seorang sahabat pergi (untuk me-ruqyah mereka) sambil
memercikkan ludahnya kepada pimpinan suku tersebut, dan membaca, “Alhamdulillah
Robbil alamin (yakni, Al-Fatihah)”. Seakan-akan orang itu terlepas dari ikatan.
Maka mulailah ia berjalan, dan sama sekali tak ada lagi penyakit padanya. Dia
(Abu Sa’id) berkata, “Mereka pun memberikan kepada para sahabat gaji yang telah
mereka sepakati. Sebagian sahabat berkata, “Silakan bagi (kambingnya)”. Yang
me-ruqyah berkata, “Janganlah kalian lakukan hal itu sampai kita mendatangi
Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam-, lalu kita sebutkan kepada beliau tentang
sesuatu yang terjadi. Kemudian kita lihat, apa yang beliau perintahkan kepada
kita”. Mereka pun datang kepada Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam-
seraya menyebutkan hal itu kepada beliau. Maka beliau bersabda, “Apa yang
memberitahukanmu bahwa Al-Fatihah adalah ruqyah?” Kemudian beliau bersabda
lagi, “Kalian telah benar, silakan (kambingnya) dibagi. Berikan aku bagian
bersama kalian”. Lalu Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- tertawa“. [HR.
Al-Bukhoriy (2156), Muslim (2201)]
Al-Imam Ibnu Abi Jamroh-rahimahullah- berkata, “Tempat
memercikkan ludah ketika me-ruqyah adalah usai membaca Al-Qur’an pada anggota
badan yang dilalui oleh ludah”. [Lihat Tuhfah Al-Ahwadziy (9/206)]
Cahaya Untuk Ummat Islam
Satu lagi diantara fadhilah Al-Fatihah, ia disebut dengan
cahaya, karena di dalamnya terdapat petunjuk bagi seorang muslim dalam semua
urusannya. Jika kita mengkaji Al-Fatihah secara mendalam, maka kita akan
mendapat banyak faedah dan petunjuk. Oleh karena itu, sebagian ulama’ telah
menulis kitab khusus menafsirkan Al-Fatihah dan mengeluarkan mutiara hikmahnya
yang berisi pelita yang menerangi kehidupan kita.
Ibnu Abbas -radhiyallahu ‘anhu- berkata,
بَيْنَمَا
جِبْرِيْلُ قَاعِدٌ عِنْدَ النَّبِيِّ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
سَمِعَ نَقِيْضًا مِنْ فَوْقِهِ فَرَفَعَ
رَأْسَهُ فَقَالَ: هَذَا بَابٌ مِنَ
السَّمَاءِ فُتِحَ الْيَوْمَ لَمْ
يُفْتَحْ قَطُّ إِلاَّ الْيَوْمَ
فَنَزَلَ مِنْهُ مَلَكٌ فَقَالَ:
هَذَا مَلَكٌ نَزَلَ إِلَى
اْلأَرْضِ لَمْ يَنْزِلُ قَطُّ
إِلاَّ الْيَوْمَ فَسَلَّمَ وَقَالَ: أَبْشِرْ بِنُوْرَيْنِ أُوْتِيْتَهُمَا لَمْ يُؤْتَهُمَا نَبِيٌّ
قَبْلَكَ: فَاتِحَةَ الْكِتَابِ وَخَوَاتِيْمَ سُوْرَةِ الْبَقَرَةِ لَنْ تَقْرَأَ بِحَرْفٍ
مِنْهُمَا إِلاَّ أُعْطِيْتَهُ
“Tatkala Jibril duduk di sisi Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa
sallam- , maka ia mendengarkan suara (seperti suara pintu saat terbuka) dari
atasnya. Maka ia (Jibril) mengangkat kepalanya seraya berkata, “Ini adalah
pintu di langit yang baru dibuka pada hari ini; belum pernah terbuka sama sekali,
kecuali pada hari ini”. Lalu turunlah dari pintu itu seorang malaikat seraya
Jibril berkata, “Ini adalah malaikat yang turun ke bumi; ia sama sekali belum
pernah turun, kecuali pada hari ini”. Malaikat itu pun memberi salam seraya
berkata, “Bergembiralah dengan dua cahaya yang diberikan kepadamu; belum pernah
diberikan kepada seorang nabi sebelummu, yaitu Fatihatul Kitab, dan ayat-ayat
penutup Surat Al-Baqoroh. Tidaklah engkau membaca sebuah huruf dari keduanya,
kecuali engkau akan diberi“. [HR. Muslim dalam Shahih-nya (806), dan An-Nasa’iy
(912)]
Penentu Sholat
Al-Fatihah adalah kewajiban bagi setiap orang yang
mengerjakan sholat, baik ia imam, makmum, atau pun munfarid (sholat sendiri).
Barangsiapa yang tak membacanya, maka sholatnya tak sah.
Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,
مَنْ صَلَّى صَلاَةً لَمْ
يَقْرَأْ فِيْهَا بِأُمِّ الْقُرْآنِ
فَهِيَ خِدَاجٌ ثَلاَثًا غَيْرُ
تَمَامٍ فَقِيْلَ لِأَبِيْ هُرَيْرَةَ: إِنَّا نَكُوْنُ وَرَاءَ
اْلإِمَامِ فَقَالَ: اِقْرَأْ بِهَا فِيْ نَفْسِكَ
فَإِنِّيْ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ: قَالَ اللهُ تَعَالَى:
قَسَّمْتُ الصَّلاَةَ بَيْنِيْ وَبَيْنَ عَبْدِيْ نِصْفَيْنِ وَلِعَبْدِيْ مَا سَأَلَ
“Barangsiapa yang melakukan sholat, sedang ia tak membaca
Ummul Qur’an (Al-Fatihah) di dalamnya, maka sholatnya kurang (3X), tidak
sempurna”. Abu Hurairah ditanya, “Bagaimana kalau kami di belakang imam”.
Beliau berkata, “Bacalah pada dirimu (yakni, secara sirr/pelan), karena sungguh
aku telah mendengar Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda, “Allah
-Ta’ala- berfirman, “Aku telah membagi Sholat (yakni, Al-Fatihah) antara Aku
dengan hamba-Ku setengah, dan hamba-Ku akan mendapatkan sesuatu yang ia minta”.
[HR. Muslim (395), Abu Dawud (821), At-Tirmidziy (2953), An-Nasa’iy (909), dan
Ibnu Majah (838)]
Abu Zakariya An-Nawawiy-rahimahullah- berkata, “Al-Fatihah
dinamai sholat, karena sholat tak sah, kecuali bersama Al-Fatihah“. [Lihat
Syarh Shohih Muslim (2/127)]
Inilah beberapa diantara keutamaan Al-Fatihah, kami sajikan
bagi para khotib, da’i, penuntut ilmu, dan seluruh kaum muslimin agar mereka
tahu dan mengamalkan hadits-hadits shohih ini, dan menyebarkannya, tanpa
berpegang lagi dengan hadits-hadits lemah dan palsu tentang fadhilah
Al-Fatihah.
sumber : http://qurandansunnah.wordpress.com/2010/02/19/keutamaan-surat-al-fatihah/
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar