Senin, 25 Februari 2013

Karya terindah Syekh Abdul Qadir Al Jaelani



رَبِّ اِنِّي مَغْلُوْبٌ فَانْتَصِرْ، وَاجْبُرْ قَلْبِي الْمُنْكَسِرْ
وَاجْمَعْ شَمْلِي الْمُنْدَثِرْ، اِنَّكَ أَنْتَ الرَّحْمَنُ الْمُقْتَدِرْ
إِكْفِنِي يَاكَافِي وَأَنَا الْعَبْدُ الْمُفْتَقِرْ،وَكَفَى بِاللهِ وَلِيَّا،وَكَفَى بِاللهِ نَصِيْرَا
إِنَّ الشِرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيْمِ، وَمَا اللهُ يُرِيْدُ ظُلْمًالِلْعِبَادْ
فَقُطِعَ دَابِرَالْقَوْمِ الَّذِيْنَ ظَلَمُوْا، وَالْحَمْدُللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنِ

Robbi inni maghlubun fantasir

wajbur qolbil munkatsir

wajma` syamlil mundatsir

innaka antar rohmanul muqtadir

ikfini ya kafi wa anal`abdul muftakir

wa kafa billahi waliya

wa kafa billahi nashiiro

inna syirka la zulmun `aziim

wa mallohu yuridu zulman lil `ibad

fa quthi`a dabirul qoumil ladzina zholamu

wal hamdu lillahi robbil `alamin






"Ya Tuhanku, sesungguhnya aku adalah orang yang kalah, maka berilah pertolongan


Maka jadikanlah kemuliaan dan kesempurnaan yg telah terselubung,


Sesungguhnya Engkau Yang Maha Pengasih dan Maha Menentukan


Cukupilah segala kebutuhanku dan aku adalah Hamba yg sangat membutuhkan uluran pertolonganMu


Dan cukuplah Allah sebagai yg diandalkan, dan cukuplah Allah sebagai penolong


Sungguh menduakan Allah adalah kejahatan yg besar, dan tiadalah menginginkan kejahatan dan kegelapan bagi hamba-hamba Nya


Maka terputuslah segala tipu daya dan usaha mereka yg berbuat kejahatan, dan segala puji bagi Tuhan sekalian alam."





Manajemen Resiko





Manajemen Resiko

Manajemen risiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman; suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk: Penilaian risiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi risiko dengan menggunakan pemberdayaan/pengelolaan sumberdaya. Strategi yang dapat diambil antara lain adalah memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari risiko, mengurangi efek negatif risiko, dan menampung sebagian atau semua konsekuensi risiko tertentu. Manajemen risiko tradisional terfokus pada risiko-risiko yang timbul oleh penyebab fisik atau legal (seperti bencana alam atau kebakaran, kematian, serta tuntutan hukum. Manajemen risiko keuangan, di sisi lain, terfokus pada risiko yang dapat dikelola dengan menggunakan instrumen-instrumen keuangan.
Sasaran dari pelaksanaan manajemen risiko adalah untuk mengurangi risiko yang berbeda-beda yang berkaitan dengan bidang yang telah dipilih pada tingkat yang dapat diterima oleh masyarakat. Hal ini dapat berupa berbagai jenis ancaman yang disebabkan oleh lingkungan, teknologi, manusia, organisasi dan politik. Di sisi lain pelaksanaan manajemen risiko melibatkan segala cara yang tersedia bagi manusia, khususnya, bagi entitas manajemen risiko (manusia, staff, dan organisasi).

Dalam perkembangannya Risiko-risiko yang dibahas dalam manajemen risiko dapat diklasifikasi menjadi

Risiko Operasional
Risiko Hazard
Risiko Finansial
Risiko Strategik

Hal ini menimbulkan ide untuk menerapkan pelaksanaan Manajemen Risiko Terintegrasi Korporasi (Enterprise Risk Management).
Manajemen Risiko dimulai dari proses identifikasi risiko, penilaian risiko, mitigasi,monitoring dan evaluasi.


Sejarah

Rekaman tertua terkait pengelolaan risiko dapat ditemukan pada Piagam Hammurabi (codex Hammurabi), yang dibuat pada tahun 2100 sebelum masehi. Piagam tersebut mencantumkan peraturan dimana pemilik kapal dapat meminjam uang untuk membeli kargo; namun bila dalam perjalanan kapalnya tenggelam atau hilang, ia tidak perlu mengembalikan uang pinjaman tersebut. Masa ini disebut sebagai zaman pertama manajemen risiko, di mana perusahaan hanya melihat risiko non-entrepreneurial (seperti misalnya keamanan).
Tahun 1970-an dan 1980-an disebut sebagai zaman kedua manajemen risiko di mana perusahaan-perusahaan asuransi mulai berusaha mendorong pengusaha untuk benar-benar menjaga barang yang diasuransikan. Pada masa ini juga lahir konsep jaminan mutu (quality assurance) yang menjamin setiap produk memenuhi spesifikasi standarnya. Konsep ini dipopulerkan oleh British Standards Institution yang meluncurkan standar kualitas BS 5750 pada tahun 1979.
Pada tahun 1993, James Lam diangkat menjadi Chief Risk Office, yang merupakan jabatan CRO pertama di dunia.
Zaman ketiga manajemen risiko dimulai tahun 1995 dengan diterbitkannya AS/NZS 4360:1995 oleh Standards Australia of the World's Risk management Standard.


Pengertian Risiko

Risiko berhubungan dengan ketidakpastian ini terjadi oleh karena kurang atau tidak tersedianya cukup informasi tentang apa yang akan terjadi.
Sesuatu yang tidak pasti (uncertain) dapat berakibat menguntungkan atau merugikan.menurut Wideman, ketidak pastian yang menimbulkan kemungkinan menguntungkan dikenal dengan istilah peluang (Opportunity), sedangkan ketidak pastian yang menimbulkan akibat yang merugikan dikenal dengan istilah risiko (Risk).
Secara umum risiko dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang dihadapi seseorang atau perusahaan dimana terdapat kemungkinan yang merugikan. Bagaimana jika kemungkinan yang dihadapi dapat memberikan keuntungan yang sangat besar sedangkan kalaupun rugi hanya kecil sekali? Misalnya membeli loterei. Jika beruntung maka akan mendapat hadiah yang sangat besar tetapi jika tidak beruntung uang yang digunakan membeli loterei relatif kecil.Apakah ini juga tergolong Risiko? jawabannya adalah hal ini juga tergolong risiko. Selama mengalami kerugian walau sekecil apapun hal itu dianggap risiko.


Kategori Risiko

Risiko dapat dikategorikan ke dalam dua bentuk :

1.risiko spekulatif, dan
2.risiko murni.

Risiko spekulatif
Risiko spekulatif adalah suatu keadaan yang dihadapi perusahaan yang dapat memberikan keuntungan dan juga dapat memberikan kerugian.
Risiko spekulatif kadang-kadang dikenal pula dengan istilah risiko bisnis(business risk). Seseorang yang menginvestasikan dananya disuatu tempat menghadapi dua kemungkinan. Kemungkinan pertama investasinya menguntungkan atau malah investasinya merugikan. Risiko yang dihadapi seperti ini adalah risiko spekulatif. Risiko spekulatif adalah suatu keadaan yang dihadapi yang dapat memberikan keuntungan dan juga dapat menimbulkan kerugian.

Risiko murni
Risiko murni (pure risk) adalah sesuatu yang hanya dapat berakibat merugikan atau tidak terjadi apa-apa dan tidak mungkin menguntungkan. Salah satu contoh adalah kebakaran, apabila perusahaan menderita kebakaran,maka perusahaan tersebut akan menderita kerugian. kemungkinan yang lain adalah tidak terjadi kebakaran. Dengan demikian, kebakaran hanya menimbulkan kerugian, bukan menimbulkan keuntungan, kecuali ada kesengajaan untuk membakar dengan maksud-maksud tertentu. Risiko murni adalah sesuatu yang hanya dapat berakibat merugikan atau tidak terjadi apa-apa dan tidak mungkin menguntungkan. Salah satu cara menghindarkan risiko murni adalah dengan asuransi. Dengan demikian besarnya kerugian dapat diminimalkan. itu sebabnya risiko murni kadang dikenal dengan istilah risiko yang dapat diasuransikan ( insurable risk ).
Perbedaan utama antara risiko spekulatif dengan risiko murni adalah kemungkinan untung ada atau tidak, untuk risiko spekulatif masih terdapat kemungkinan untung sedangkan untuk risiko murni tidak dapat kemungkinan untung.


Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_risiko

Strategi Perang Genghis Khan





SENI PERANG ALA JENGHIS KHAN

Taktik dan Organisasi Pasukan Mongol

Taktik dan Organisasi Pasukan Militer Mongol dibentuk dan dirancang oleh Jenghis Khan dan dengan taktik ini Kekaisaran Mongol hampir menaklukkan seluruh benua Asia, Timur Tengah dan bagian timur Eropa.
Pondasi dasarnya yaitu dari sistem yang dikembangkan dan merupakan kelanjutan dari gaya hidup nomaden dari bangsa Mongol. Hal-hal lain dalam pengembangnya ditemukan oleh Jenghis Khan, atau para jenderal perangnya, dan para penerus dinastinya. Teknologi budaya dan ahli teknis asing lain yang dipikir berguna untuk sistem pertahanan dan serangan, diadaptasi atau diadopsi kemudian diintegrasikan ke dalam struktur komando pasukan militernya.

Sebagian besar pertempuran pada abad ke-13, yang dilakukan bangsa Mongol, mereka hanya kehilangan atau mengalami kekalahan beberapa pertempuran dengan menggunakan sistem itu yang diterapkan Jenghis khan, tapi kekalahan-kekalahan itu pun selalu diraih kembali, kekalahan itu dijadikan pembelajaran dan kemudian dievaluasi sehingga hasilnya diubah jadi kemengan.

Dalam banyak kasus, mereka menang melawan tentara lawan yang secara signifikan jauh lebih besar. Kekalahan pertama yang mereka alami yang sebenarnya ketika terjadi dalam Pertempuran Ain Jalut di 1260, melawan tentara yang telah dilatih khusus, merupakan pasukan pertama yang dilatih dengan oleh pasukan mereka sendiri, senjata makan tuan. Pertempuran Itu sekaligus mengakhiri ekspansi Kekaisaran Mongol ke wilayah barat, dan dalam 20 tahun ke depan, Mongol juga menderita kekalahan dalam invasi percobaan ke Vietnam (Annam) dan Jepang. Tetapi kekalahan itupun secara global dikarenakan Kekaisaran Mongol dalam kondisi terpecah belah dan mulai melemah sebagai dampak besar dari invasi kewilayah lain yang telah mereka lakukan yang berlangsung selama kisaran seratus tahun lebih, dengan mulai timbul pemberontakan dan pemisahkan diri oleh wilayah bawahnya yang pernah ditaklukan oleh pasukan Kekaisaran Mongol.



Organisasi dan karakteristik Pasukan

A.  Sistem Desimal



Jenghis Khan mengorganisir tentara Mongol ke dalam kelompok-kelompok berdasarkan sistem desimal. Satu unit atau regu pasukan, terdiri dari 14-60 orang, yang secara rekursif dibangun dari kelompok terdiri dari 10 (Arav), 100 (Zuut), 1.000 (Minghan), dan 10.000 (Tumen), masing-masing dengan sistem pelaporan oleh pemimpin pasukan dari tingkat lebih rendah ke tingkat berikutnya yang lebih tinggi. Unit-unit regu pasukan itu diawasi oleh seorang intendan (kepala divisi pasukan) Tumen, yang disebut jurtchi. Artinya total pasukan dapat dihitung sekitar minimal 140 ribu sampai 600 ribu orang dengan diambil rata-rata sekitar 440 ribu orang pasukan Kekaisaran Mongol yang tersebar di Wilayah Monggol sendiri dan wilayah-wilayah bawahannya yang sudah ditaklukan.

Jenghis Khan menghargai mereka, yang telah setia kepadanya selama tahun-tahun sampai ia naik ke puncak kekuasaannya, melalui surat keputusan yang dibuat dari markas besarnya. Para Tumen, dan Minghan, diperintahkan oleh seorang Noyan, yang diberi tugas untuk mengelola wilayah secara administratif pada wilayah yang sudah ditaklukan.

Dari Sejumlah Tunmen, kira-kira dua sampai lima Tumen, kemudian akan membentuk sebuah Ordu yang berarti sebuah korps gabungan  tentara atau pasukan tempur, yang mana istilah kata "Horde" atau unit tentara gabungan itu dibentuk atas perintah para Khan atau para jenderal mereka (Boyan). Sebuah Ordu adalah sebuah unit tentara gabungan yang diatur secara ketat dengan sistem organisasi dan tampilan bentuk formasi pasukan yang seragam.

Transfer atau perpindahan antar unit regu pasukan dilarang. Para pemimpin pada tingkat masing-masingnya memiliki lisensi atau wewenang penuh untuk mengeksekusi perintah mereka sendiri dengan cara yang mereka anggap terbaik. Struktur komando pasukan dengan sistem diatas terbukti sangat fleksibel dan memungkinkan tentara Mongol untuk menyerang secara massal, membagi menjadi kelompok-kelompok lebih kecil untuk memimpin pengepungan dalam penyergapan pasukan lawan, atau membagi menjadi kelompok-kelompok kecil terdiri dari 10 tentara atau lebih ketika melarikan diri atau terpecah belah saat pertempuran berlangsung.

Setiap tentara secara individu bertanggung jawab atas peralatan dan senjata yang mereka miliki (senjata inventaris pasukan), sekurang-kurangnya masing-masing dari mereka memiliki lima jenis senjata. Meskipun mereka berperang sebagai bagian dari unit pasukan tetapi keluarga dan hewan tunggangan para personil pasukan akan menemani pada setiap ekspedisi keluar wilayah.

Dari semua unit pasukan yang ada, terdapat pasukan elit yang disebut keshig. Pasukan itu berfungsi sebagai penjaga kekaisaran Kekaisaran Mongol serta tempat pelatihan bagi perwira muda potensial, Subutai Agung (penasihat militer para pewaris Jenghis Khan) memulai karirnya di sana.

B.   Memutuskan Hubungan Mata Rantai Kelompok Kesukuan

Sebelum era Jenghis Khan, banyak suku dan konfederasi didaratan Mongol, termasuk diantaranya Suku-suku bangsa Naiman, Merkit, Tatar, Mongol, dan Keraits. Mereka pada awalnya sering saling melakuan penyergapan satu sama lain atau bahkan saling bergabung melakukan itu Permusuhan ini berlangsung berabad-abad lamanya. Saling balas dendam. Selain itu, banyak kelompok keluarga dan individu telah dikucilkan dari suku mereka karena berbagai alasan dan tinggal di luar perlindungan suku. Kelompok-kelompok yang terakhir inilah yang disambut oleh Jenghis Khan untuk bergabung dengan pasukannya.

Ketika terjadi penggabungan tentara baru ke dalam tentara inti, Jenghis Khan membagi tentara di bawah pemimpin yang berbeda untuk memecah hubungan sosial dan kesukuan tersebut, sehingga tidak ada pembagian berdasarkan garis keturunan dari aliansi suku-sukunya. Dengan demikian, ia membantu untuk mempersatukan masyarakat yang berbeda dan terbentuklah loyalitas baru dari setiap pasukan, satu sama lainnya. Namun demikian, identitas kesukuan lama tidak sepenuhnya hilang, masih terdapat dari beberapa suku yang merupakan orang-orang Jenghis Khan sebenarnya yang dengan tetap setia kepadanya sepanjang tahun, secara keras tetap mempertahankan beberapa integritas dan rasa identitas sebagai kelanjutanya, sedangkan Suku-suku bangsa seperti Tatar, Mergids, Keraits, Naiman dan klan bekas musuhnya yang awalnya lebih kuat dari Jenghis Khan benar-benar telah terputus kesatuan mereka. Oleh karena itu, ada contoh misal Tunmen Ongut tetapi tidak pernah merupakan bagian dari Tumen Tatar, padahal klan Ongut bagian dari suku bangsa Tartar.

Promosi jabatan diutamakan berdasarkan prestasi. Setiap pimpinan unit pasukan bertanggung jawab atas kesiapan prajuritnya setiap saat dan akan diganti jika ditemukan dan dinilai adanya ketidakcakapan dalam memimpin.

Promosi jabatan juga diberikan atas dasar kemampuan, bukan atas identitas asal muasal kelahirannya, dengan kemungkinan pengecualian untuk kerabat dari Jenghis Khan sendiri tentunya, yang merupakan tingkat komando tertinggi pada hirarki pasukan. Sebuah contoh yang baik akan Subutai, putra seorang pandai besi (profesi yang sangat terhormat sebenarnya pada masa, tetapi biasanya tidak ditakdirkan untuk jadi calon pemimpin).

Contoh dalam serangkaian invasi penaklukan Eropa Barat dan Timur, secara normal harusnya komando dipegang oleh Batu Khan, cucu Jenghis Khan. Dua pangeran lainnya yang sedarah dengan Batu Khan mengepalai masing-masing sayap pasukan itu. Tapi ketiga pangeran anak Jenghis Khan tersebut secara operasional berada di bawah pengendalian Subutai. Setelah menerima berita kematian Ogedei Khan (putra dan penerus Jenghis Khan) pada tahun 1243. Itulah Subutai, yang mengingatkan ketiga pangeran yang ogah-ogahan atas tugas dinasti mereka dan Subutai memerintahkan para Tumen untuk naik kembali ke Mongol. Dengan demikian, kejadian ini menyelamatlah Eropa dari pukulan kehancuran total lebih lanjut.


C.  Mobilitas atau Kemampuan Bergerak Pasukan



Setiap tentara Mongol biasanya memiliki dan memelihara 3 atau 4 ekor kuda. Personil pasukan sering melakukan pergantian kuda saat perjalanan dengan kecepatan tinggi selama berhari-hari tanpa berhenti. Kemampuan mereka untuk bertahan hidup dari alam sekitarnya dan dalam situasi yang ekstrim mereka mengandalkan hewan peliharaanya (terutama susu kuda), membuat tentara Mongol jauh lebih sedikit dari ketergantungan kepada petugas pemasok logistik kebutuhan pangan secara tradisional. Dalam beberapa kasus, seperti selama invasi dari Hungaria pada awal 1241, mereka melakukan perjalanan hingga 100 mil (160 km) per hari (24 jam), yang pada masa itu tidak pernah pernah terdengar ada pasukan yang mampu melakukannya.

Kemampuan bergerak prajurit secara individu memungkinkan untuk mengirim mereka pada misi untuk berhasil mengumpulkan informasi intelijen tentang rute dan mencari daerah untuk medan perang sesuai dengan taktik tempur yang disukai pasukan Mongol.

Selama invasi atas Kievan Rus, bangsa Mongol menggunakan sungai beku sebagai jalur lintasnya. Musim dingin ini seharusnya tahun-tahun dimana masa terlarang untuk setiap kegiatan utama karena sungguh sangat dingin, tetapi bagi bangsa Mongol menjadi waktu yang digunakan untuk menyerang.

Untuk menghindari hujan panah atau senjata yang mematikan dari tentara Mongol, lawanya mengantisifasi dengan cara menyebar atau mencari perlindungan, dengan memecah formasi membuat lawanya lebih rentan terhadap incaran para pasukan ahli mengunakan tombak dari pasukan Mongol. Demikian halnya juga kalau lawanya tergabung dalam satu induk pasukan besar, mereka akan menjadi lebih rentan lagi terhadap serangan pasukan pemanah.

Setelah musuh dianggap cukup lemah dan terpencar, para Noyan (panglima pasukan) akan memberikan isyarat. Maka drum akan ditabuh dan diikuti isyarat dari bendera, ini tanda bagi para pasukan yang ahli mengunakan tombak untuk memulai tugas mereka. Seringkali, kehancuran dengan serbuan hujan panah pun sudah cukup untuk mengusir lawannya, sehingga pasukan ahli-ahli tombak hanya diperlukan untuk membantu mengejar dan menyergap sisa-sisa pasukan lawan yang pontang-panting kabur, menyelamatkan diri.

Ketika menghadapi tentara Eropa, yang lebih menekankan bentuk formasi kavaleri berat, tentara Mongol akan menghindari konfrontasi langsung, dan sebaliknya akan menggunakan busur mereka untuk menghancurkan kavaleri musuh pada jarak jauh. Jika baju besi bertahan dari serangan panah mereka, bangsa Mongol akan menyerang kuda-kuda para ksatri, sehingga hanya meninggalkan seorang pria berat lapis baja dengan berjalan kaki dan terisolasi dari yang lainya. Alhasil kesatria-kesatria itu menjadi bulan-bulanan dan santapan lezat para pembantai yaitu pasukan Mongol

Pada Pertempuran Mohi, tentara Mongol membuka celah di barisan mereka, hal ini tentunya memikat orang-orang Hongaria untuk mundur melalui celah itu. Hal ini mengakibatkan Hungaria yang terdiri dari pedesaan yang telah dihancurkan sebelumnya menjadi tempat pelarian bagi mereka yang melarikan diri dari pertempuran dan inilah saatnya bagi para pemanah pasukan mongol yang bersembunyi dibalik gunung, yang hanya dengan memacu kudanya secara serentak lalu menghabisi mereka, sedangkan pasukan ahli tombak ditusuk menusuk dengan seenak hatinya. Pada pertempuran Legnica, para kesatria berkuda Teutonik, Templar dan Hospitaller hanya sedikit yang mampu berdiri turun dari kudanya yang terbunuh akibat diserang pasukan Mongol, dan tidak bisa berjalan apalagi berlari dengan cepat. Jelas! Terang saja ketidakbebasan bergerak ini akibat pakaian perang yang digunakan dan dengan demikian para pasukan pemanah Mongol memastikan mereka dihabisi semua.


C.   Pelatihan dan Disiplin



Unit regu pasukan tentara Mongol terus menerus  berlatih baik menunggang kuda, memanah, atau taktik formasi dan rotasi tempur. Pelatihan ini dikelola dengan disiplin keras, tapi bukan berarti kasar atau pelatihan yang tidak masuk akal, latihan yang manusiawi, tapi intinya yang membuat mereka tangguh adalah displin akan latihan itu sendiri.

Pejabat teras seperti biasanya diberi kelonggaran luas oleh atasan mereka dalam melaksanakan perintah yang mereka jalankan, selama tujuan yang lebih besar dari rencana itu dilayani dengan baik dan perintah segera dipatuhi. Sehingga tentara Mongol terhindar dari disiplin yang terlalu kaku dan micro management inilah yang telah terbukti menjadi momok untuk angkatan bersenjata sepanjang sejarah. Namun, semua anggota pasukan harus setia dengan tanpa syarat atas satu sama lain dan terlebih kepada atasan mereka, dan lebih jauh lagi terutama terhadap Khan, Kaisar Mongol. Jika seorang tentara lari dari situasi bahaya dalam pertempuran, kemudian ia dan sembilan rekannya dari arva (kelompok terkecil dari pasukan seperti disebutkan sebelumnya) akan menghadapi hukuman mati bersama-sama.

Salah satu metoda pelatihan unik yang orang Mongol gunakan adalah dengan cara melakukan berburu dengan sekala besar, diselenggarakan setiap tahun di stepa (area daratan luas yang terdiri dari semak belukar). Para penunggang kuda Mongol akan membuat lingkaran besar, dan mengusir segala macam binatang kemudian digiring menuju pusat perburuan. Hal ini melatih bergerak manuver secara dinamis yang sangat diperlukan juga saat di medan perang, bangsa Mongol akan menjebak semua binatang dari berbagai jenis dalam pengepungan mereka, dan atas perintah komandan mereka, mulai pembantaian. Jika pemburu membunuh setiap makhluk sebelum waktu yang ditentukan, atau jika ada satu binatang yang memungkinkan untuk melarikan diri dari cincin lingkaran perburuan, mereka akan dihukum. Dengan demikian bangsa Mongol mampu melatih, menikmati rekreasi berburu, dan sekaligus mengumpulkan makanan untuk pesta besar-besaran.


D. Kavaleri atau Pasukan Tempur Berkuda



Enam dari setiap sepuluh tentara Mongol merupakan pasukan kavaleri ringan, pemanah berkuda, empat sisanya termasuk kavaleri berat berat karena berbaju  lapis baja dan ahli bersenjata tombak. Boleh dikatakan bahwa tentara Mongol adalah pasukan kavaleri ringan bahkan sangat ringan dibandingkan dengan standar kavaleri kontemporer, yang memungkinkan mereka untuk mengeksekusi taktik dan manuver yang akan menjadi tidak praktis untuk musuh yang lebih berat (seperti ksatria Eropa). Sebagian besar pasukan yang tersisa 2/5-nya adalah kavaleri berat dengan bersenjatakan tombak untuk pertempuran jarak dekat setelah pasukan pemanah yang telah membawa musuh ke dalam situasi kekacauan. Pasukan pemanah ini juga biasanya secara otomatis bisa melakuan pertempuran jarak dekat dengan senjata pedang, kapak atau senjata tempur jarak dekat yang lainya.

Pasukan tentara Mongol melindungi kuda-kuda perang mereka dengan cara yang sama seperti yang dilakukan atas diri mereka sendiri, menutupi mereka dengan baju besi pipih. Baju besi kuda dibagi menjadi lima bagian dan dirancang untuk melindungi setiap bagian dari kuda, termasuk dahi, yang memiliki plat khusus yang dibuat dengan cara diikat di setiap sisi leher.

Kuda perang pasukan Mongolia relatif kecil, dan akan kalah berlalri pada jarak pendek jika adu tanding balapan dalam kondisi yang sama dengan kuda yang lebih besar dari daerah lain, khususnya di Eropa. Namun demikian, karena tentara lawanya yang berjalan perlengakapan perang yang jauh lebih berat, kuda pasukan Mongol masih bisa berlari lebih cepat dari pasukan berkuda musuh dalam situasi pertempuran. Selain itu, kuda perang pasukan Mongolia yang sangat tahan dikendarai lama dan kokoh, yang memungkinkan pasukan Mongol untuk bergerak jarak jauh secara cepat, terkadang lawannya sering dikejutkan dengan serangan tiba-tiba padahal mereka memprediksi dengan perhitungan waktu mereka sendiri masih kisaran beberapa hari lagi atau minggu kemudian  atas kedatangan pasukan Mongol. Hal ini memberi efek kejut yang luar biasa, itulah salah satu keunggulan dari tentara Mongol.

Semua kuda yang dilengkapi dengan sanggurdi (tempat menyimpan panah). Ini keuntungan teknis membuat lebih mudah bagi para pemanah Mongol untuk mengubah tubuh bagian atas mereka, dan menembak ke segala arah, termasuk ke belakang. Prajurit Mongol akan mengatur waktu untuk setiap bilangan dari panah yang dilepaskan, dan dari ketinggian kurang lebih antara 2-3 meter dari tanah, parajurit itu bisa mempredikisi jarak dengan lawan dari mendengar derap kuda yang ditimbulkan sehingga mampu memastikan baik sasaran tembak dengan mantap

Setiap prajurit memiliki dua sampai empat ekor kuda sehingga ketika kuda yang dipakai sudah lelah mereka bisa menggunakan yang lain dan itulah yang membuat mereka merupakan salah satu tentara tercepat di dunia. Namun, ini juga membuat tentara Mongol rentan terhadap kekurangan pakan ternak; terutama jika ekspedisi penyerangan dilakukan di daerah kering atau hutan, dengan demikian membawa kesulitan tersendiri dan bahkan di daerah padang rumput yang ideal pun, pasukan Mongol harus terus bergerak untuk memastikan cukup persediaan rumput sebagai pakan untuk ternak kuda yang begitu besar jumlahnya, 2-4 kali lipat dari jumlah pasukan meraka sendiri.

E. Logistik

Tentara Mongol dalam melakukan perjalanan semisal long march terlihat sangat ringan, dan mampu bertahan hidup karena bisa memenuhinya dari alam sekitarnya. Peralatan mereka untuk memenuhi kebutuhan itu termasuk kait ikan dan alat berburu lainnya yang dimaksudkan agar membuat setiap prajurit terlepas dari sumber pasokan tetap. Bahan makanan dalam perjalanan yang paling umum dari pasukan Mongol yaitu daging yang dikeringkan disebut "Borts", yang masih umum dalam masakan bangsa Mongolia sampai saat ini. Borts ringan dan mudah dibawa untuk perjalanan dan dapat dimasak dengan air, sama dengan sup "makanan instan, cepat saji" jaman modern sekarang.

Pasukan Mongol selalu akan memastikan dia memiliki dan membawa kuda yang kondisinya segar bugar, para prajurit yang masing-masing biasanya memiliki kuda 2 sampai 4 jumlahnya Dan karena sebagian besar kuda perang bangsa Mongol adalah kuda tunggangan, mereka bisa hidup dari kuda mereka itu 'susu atau produk lainnya bila diperlukan. Dalam kondisi sulit, prajurit Mongol bisa minum sedikit dari darah kuda tersebut dengan menyobek nadinya. Mereka bisa bertahan hidup sebulan hanya dengan minum susu kuda yang dikombinasikan dengan darah kuda juga.

Peralatan berat dibawa gerobak dengan pasokan yang terorganisir dengan baik. Gerobak diperuntukan antara lain untuk stok pasokan besar panah. Hal paling utama untuk pasokan logistik yang terbatas, didepan perjalanan mereka harus memastikan menemukan cukup buat pasokan makanan dan air untuk mereka sendiri dan hewan yang dibawa. Dalam semua ekspedisi militer yang memakan waktu lama, para prajurit membawa serta keluarga mereka.

F. Komunikasi

Bangsa Mongol membangun sistem stasiun atau pos relai kuda, mirip dengan sistem yang digunakan di Persia kuno untuk transfer secara cepat pesan-pesan tertulis. Sistem surat Mongol adalah seperti sistem pertama kerajaan besar Kekaisaran Romawi. Selain itu, komunikasi medan perang Mongol memanfaatkan bendera dan tanduk isnyarat serta pada tingkat lebih rendah, dilakukan oleh isyarat panah untuk mengkomunikasikan perintah pergerakan pasukan selama pertempuran.


G. Kostum atau Seragam



Kostum atau seragam dasar orang Mongol untuk pertempuran terdiri dari mantel berat yang diikat di pinggang dengan sabuk kulit. Pada sabuk tersebut akan menggantung pedang, belati, dan mungkin kapak. Ini mantel jubah yang dilipat bidang badan kiri 2 kali lipatan dan diamankan oleh sejenis tombol atau kancing beberapa inci di bawah ketiak kanan. Mantel tersebut dilapisi dengan bulu. Di bawah mantel, pakaian dalam seperti sebuah kemeja lengan panjang dengan baju longgaryang umum dipakai.terbuat dari sutra dan benang logam, yang semakin banyak digunakan. Bangsa Mongol mengenakan kaus pelindung adalah sutra berat. Bahkan jika panah menembus lapisan pelindung luar mereka atau garmen kulit luar, panah itu tidak mungkin untuk benar-benar menembus sutra, sehingga mencegah anak panah dari bahaya yang menyebabkan kematian.

Sepatu bot yang terbuat dari kulit dan meskipun berat akan terasa nyaman dan cukup lebar untuk mengakomodasi celana terselip sebelum dikat erat dengan tali. Mereka mengunakan sejenis sepatu meskipun heelless, tidak tinggi, disol tebal dan dilapisi dengan bulu. Dikenakan juga dengan kaus kaki, sehingga membuat kaki tidak mungkin untuk mendapatkan rasa dingin.

Baju besi pipih yang dikenakan di atas mantel tebal. Baja ini terdiri dari besi dengan skala kecil, serat berantai, atau kulit keras yang dijahit bersama dengan penjepit kulit dan bisa ditimbang kurang lebih 10 kilogram (22 pon) jika terbuat dari kulit saja dan lebih berat lagi jika lapisan baja itu terbuat dari sisik logam. Kulit lapis pertama ini dilunakan dengan cara direbus dan kemudian dilapisi dengan pernis mentah, yang menjadikannya tahan air. Terkadang mantel berat prajurit itu hanya diperkuat dengan pelat logam saja. Mantel ini tentunya tidak terus dipakai, tetapi selama situasi akan melakukan pertempuran saja.

Helm yang berbentuk kerucut dan terdiri dari pelat besi atau baja dengan ukuran yang berbeda dan termasuk besi berlapis penjaga leher. Penutup muka pasukan Mongol adalah berbentuk kerucut dan terbuat dari bahan berlapis, reversibel pada musim dingin, dan penutup telinga. Apakah helm tentara adalah kulit atau logam tergantung pada pangkat dan kekayaan? Yang pasti semua sama, nilai sebuah nyawa tidak tergantung pangkat dan kekayaan tentunya.

H.  Senjata Perang



Busur panah

Senjata utama pasukan Mongol adalah busur Mongol. Itu adalah busur recurve terbuat dari bahan komposit (otot kayu dan tanduk), dan pada saat yang tak tertandingi untuk mencapai akurasi, kekuatan, dan pencapaian. Geometri busur memungkinkan untuk dibuat relatif kecil sehingga dapat digunakan dan menembak ke segala arah dari kuda. Quivers berisi enam puluh anak panah yang diikat di punggung pasukan kavaleri. Paukan pemanah Mongol adalah pasukan pemanah yang sangat terampil dengan busur dan dikatakan bahwa mereka mampu membidik burungtepat pada sayapnya.
Kunci kekuatan busur Mongolia adalah konstruksi laminasi, dengan lapisan tanduk rebus dan untuk menambah otot kayu. Lapisan tanduk berada di bagian muka karena tahan kompresi, sedangkan bagian lapisan muka otot berada di luar karena menolak ekspansi. Semua ini memberi kekuatan busur besar yang membuat sangat efektif sekalipun terhadap baju besi. Busur Mongol bisa menembakan panah keatas sejauh 5 kilometer (0,31 mil). Target tembakan itu mungkin pada kisaran 200 atau 230 meter (660 atau 750 kaki), menentukan jarak dekat taktis yang optimal unit pasukan kavaleri ringan. Tembakan balistik bisa memukul unit pasukan musuh (tanpa menargetkan sasaran secara individu tentara) pada jarak hingga 400 meter (1.300 kaki), berguna untuk mengejutkan dan menakut-nakuti tentara dan kuda  lawan sebelum memulai serangan yang sebenarnya.

Pemanah pasukan Mongol menggunakan berbagai macam panah, tergantung pada target dan jarak. Chainmail dan beberapa baju besi logam bisa ditembus dari jarak dekat dengan menggunakan panah berat khusus.



Pedang

Mongol adalah pedang pedang sedikit melengkung yang digunakan untuk memotong serangan tetapi juga mampu memotong dan menusuk, karena bentuk dan konstruksi, sehingga lebih mudah untuk digunakan dari kuda. Pedang dapat digunakan dengan pegangan satu tangan atau dua tangan dan memiliki pisau yang biasa panjangnya sekitar 2 kaki (0,61 m), dengan panjang keseluruhan pedang sekitar 3 kaki (0,91 m) dan mungkin tidak pernah lebih 1 meter (3 kaki 3 inchi).

I.   Taktik Perang “Pengepungan”




Catapults dan mesin pengepungan lainnya

Teknologi adalah salah satu aspek penting dari Mongolia peperangan. Misalnya, mesin pengepungan adalah bagian penting dari perang Jenghis Khan, terutama dalam menyerang kota-kota berkubu atau mempunyai benteng pertahanan. Mesin pengepungan tidak dibongkar dan dibawa oleh kuda dibangun kembali di lokasi pertempuran seperti tentara Eropa. Sebaliknya rombongan pasukan Mongol akan melakukan perjalanan dengan insinyur-insinyur terampil yang akan membangun mesin pengepungan dari bahan di tempat pertempuran.

Para insinyur membangun mesin direkrut diantara para tawanan, sebagian besar dari Cina dan Persia. Ketika pasukan Mongol membantai seluruh populasi, mereka sering terhindar yaitu insinyur dan teknisi, secara cepat diasimilasi mereka ke dalam tubuh pasukan tentara Mongol.



Kharash

Sebuah taktik yang umum digunakan adalah penggunaan apa yang disebut "kharash". Selama pengepungan Mongol akan berkumpul dengan kerumunan penduduk setempat atau tentara yang menyerah dari pertempuran sebelumnya, dan akan menyuruh mereka maju dalam pengepungan dan pertempuran. Ini sejenis "papan hidup" atau "perisai manusia" sering menjadi korban ujung panah lawan, sehingg para prajurit Mongol dibagian posisi lebih aman. Kharash itu juga sering dipaksa didepan untuk mendobrak dinding pertahanan.

J. Strategi Menjaga Sang Panglima Perang

Taktik pasukan Mongol di medan perang adalah kombinasi hasil ahli pelatihan dengan komunikasi yang baik dan disiplin dalam menghadapai kekacauan pertempuran. Mereka dilatih untuk hampir setiap kemungkinan terjadi, jadi ketika itu terjadi, mereka bisa bereaksi dengan menyesuaikan diri. Tidak seperti kebanyakan lawan mereka, Pasukan tentara Mongol juga dilindungi perwira mereka dengan baik. Pelatihan dan disiplin memungkinkan mereka untuk melawan tanpa memerlukan pengawasan atau intruksi terus menerus dan berantai, yang sering menempatkan posisi komandannya dalam situasi berbahaya.

Bila mungkin, komandan pasukan Mongol harus menemukan dan menempati tanah tertinggi yang tersedia, di mana mereka bisa membuat keputusan dan kesimpulan taktis didasarkan pada pandangan terbaik dari peristiwa yang terjadi di medan perang. Selanjutnya, keberadaannya di tempat yang tinggi memungkinkan pasukan mereka untuk mengamati lebih mudah perintah yang disampaikan oleh isyarat bendera daripada perintah itu disampaikan dilevel ketinggian yang sama. Selain itu, komandan tinggi di tempatkan ditanah tertinggi membuat mereka lebih mudah untuk menjaga dan mempertahankannya.

Tidak seperti tentara Eropa, yang sangat besar menekankan pada keberanian pribadi, dan dengan demikian ketika pemimpin mereka mati oleh orang-orang yang cukup berani untuk membunuh mereka, bangsa Mongol menganggap pemimpin mereka sebagai aset vital. Sebuah hal yang umum seperti halnya Subutai, tidak bisa naik kuda di bagian akhir dari karirnya karena usia dan obesitas, pasti akan diejek keluar dari hampir semua tentara Eropa waktu itu. Tapi di Mongol dia masih diakui dan dihormati atas kekuatan insting dan strategi militernya, yang telah menjadi salah satu bawahan yang Jenghis khan yang paling mumpuni dan disegani, jadi dia nyantai aja walau diangkut di dalam gerobak.

K.  Intelijen dan Perencanaan

Bangsa Mongol sangat hati-hati dan memata-matai musuh mereka sebelum melakukan invasi apapun. Sebelum invasi Eropa, Batu dan Subutai mengirim mata-mata selama hampir sepuluh tahun ke jantung Eropa, membuat peta jalan Romawi kuno, menetapkan rute perdagangan, dan menentukan tingkat kemampuan masing-masing kerajaan untuk melawan invasi. Mereka terdidik menebak keinginan dari setiap kerajaan untuk membantu pihak lain, dan memprediksi kemampuan mereka untuk melawan sendiri atau bersama-sama.
Juga, ketika menyerang suatu daerah, bangsa Mongol akan melakukan semua yang diperlukan untuk benar-benar menaklukkan kota-kota tersebut. Beberapa taktik yang dilakukan adalah mengalihkan jalur sungai-sungai yang mengarah kota-kota yang akan ditaklukan, menutup pasokan pangan dan menunggu penduduknya untuk menyerah, mengumpulkan warga sipil dari daerah terdekat untuk mengisi lini depan untuk serangan kota sebelum mendaki dinding atau tembok pertahanan, dan melakukan perampokan di daerah sekitarnya lalu membunuh beberapa orang, maka membiarkan beberapa yang selamat melarikan diri ke kota utama untuk melaporkan kerugian mereka kepada rakyat utama untuk melemahkan perlawanan, sekaligus menguras sumber daya dari kota karena dengan masuknya secara tiba-tiba para pengungsi.



L. Psy-War (Perang Psikologis) dan Tehnik Kamuflase (Tipuan)



Bangsa Mongol berhasil menggunakan perang psikologis dalam banyak pertempuran mereka, terutama dalam hal menyebarkan teror dan ketakutan ke kota-kota lainya. Mereka sering memberi kesempatan kepada musuh untuk menyerah dan membayar upeti, daripada kota mereka tersebut dijarah dan dihancurkan. Mereka tahu bahwa penduduk dengan populasi menetap tidak bebas untuk lari seperti populasi nomaden dan bahwa penghancuran kota-kota bagi mereka adalah menjadi kehilangnya terburuk. Ketika kota-kota tersebut menerima tawaran itu, mereka terhindar dari bahaya, tetapi diperlukan pengorbanan lain yaitu support untuk mendukung tentara Mongol menaklukkan daerah lainnya dengan suplai tenaga kerja, persediaan bahan makanan, dan layanan lainnya yang diminta oleh pasukan Mongol.

Sebaliknya. Jika tawaran itu ditolak, Mongol akan menyerang dan menghancurkan kota-kota tersebut, tetapi memungkinkan warga sipil melarikan diri dan beberapa diantaranya menjadi alat menebar teror dengan melaporkan kerugian mereka. Laporan-laporan tersebut adalah alat penting untuk menghasut rasa takut pada orang lain. Namun, kedua belah pihak seringkali memiliki kepentingan yang sama jika berbeda motivasinya dalam melebih-lebihkan dahsyatnya peristiwa tersebut. Bisa jadi dengan melaporkan itu reputasi pasukan Mongol itu akan meningkat bisa juga laporan teror mereka tersebut untuk meningkatkan semangat tentara melawan pasukan Mongol.

Untuk itu, data spesifik (misalnya jumlah korban) yang diberikan dalam sumber-sumber kontemporer perlu dievaluasi dengan hati-hati, lihat segi motivasi dari pemberitaan itu.

Bangsa Mongol juga menggunakan taktik tipu muslihat dengan sangat baik dalam perang mereka. Misalnya, ketika mendekati tentara lawan yang bergerak akan dibagi ke dalam tiga atau lebih kelompok tentara, masing-masing berusaha untuk mengepung dan mengejutkan lawan mereka. Hal ini menciptakan skenario battlefield, banyak lawannya mengira bahwa pasukan Mongol tampaknya akan bisa muncul entah dari mana saja dan kelihatanya lebih banyak dibanding kenyataan sebenarnya. Mengapit dan atau pura-pura mundur jika musuh tidak dapat diatasi dengan mudah adalah salah satu teknik yang paling sering dipraktekkan.

Teknik lainnya yang umum digunakan oleh pasukan tentara Mongol benar-benar perang psikologis dan digunakan untuk menarik memancing musuh ke posisi rentan dengan menunjukkan diri dari sebuah bukit atau beberapa lokasi yang telah ditentukan sebelumnya, maka menghilang seger ke dalam hutan atau di belakang bukit sementara tentara Mongol yang lainya akan mengapit dengan strategi muncul tibatiba seolah-olah bisa datang entah dari mana saja baik sisi dari kiri, kanan dan atau dari belakang mereka. Selama awal untuk memulai pertempuran di medan perang, saat berkemah di dekat lokasi musuh-musuh mereka maka di malam hari berpura-pura menunjukan keunggulan jumlah pasukan memerintahkan masing-masing unit pasukan untuk menyalakan sedikitnya lima tempat kebakaran, yang akan terlihat untuk para pengintai musuh atau mata-mata bahwa kekuatan mereka diperkirakan lima kali lebih besar dari jumlah sebenarnya.

Pasukan Mongol juga melakukan trik kamuflase dan teror, dengan cara mengikat cabang-cabang pohon atau daun di belakang kuda mereka dan membiarkan kuda-kuda itu menarik dedaunan dibelakangnya sehingga menyapu tanah; dengan melakukan perjalanan disertati dengan pergerakan yang sistematis dan serempak pasukan Mongol bisa menciptakan badai debu di balik bukit, hal ini dalam rangka menciptakan rasa takut dan juga kamuflase supaya tampak bagi lawan jumlah pasukan mereka jauh lebih besar dari kondisi yang sebenarnya, sehingga memaksa lawannya untuk menyerah. Karena setiap tentara Mongol seperti disebutkan sebelumnya memiliki lebih dari satu kuda, mereka akan membiarkan para tahanan dan warga sipil juga untuk naik kuda mereka untuk sementara waktu sebelum konflik pertempuran berlangsung, dan tujuannya yang pastinya yaitu kamuflase dari keunggulan jumlah pasukan itu tadi.

M.   Rekrutmen Pasukan Lawan Yang Menyerah

Pasukan Mongol mulai menaklukkan wilayah-wilayah yang lain, sembari merekrut para laki-laki untuk dijadikan bagian dari pasukan tentaranya jika mereka hanya menyatakan menyerah, terutama misalnya bangsa Turki dan bangsa lainnya, seperti Armenia, Georgia dan lainnya, siap-siap saja berada dalam bayang-banyang kehancuran total apalagi menantang perang, pasti digebuk habis Karena itu, sebagai mereka memperluas ke daerah lain, jumlah pasukan mereka meningkat karena cara perekrutan tadi dari bangsa-bsangsa yang menyatakan takluk, termasuk di dalam serangkaian penaklukan mereka, cara seperti itu yang dilakukan seperti halnya invasi dan pertempuran di Baghdad, tentara lokalan itu bahu membahu menyerbu Bagdad, alhasil pasukan Mongol termasuk pasukan multi nasional karena terdiri dari campuran berbagai bangsa dan berjuang di bawah kontrol dan kepemimpinan Mongol.

N.  Taktik Pertempuran Darat

Para tumen biasanya akan maju di garis depan, lima baris melebar. Tiga baris pertama akan terdiri dari pasukan pemanah berkuda, dua baris terakhir terdiri dari pasukan akhli tombak. Setelah pasukan musuh berada dalam jarak jangkau senjata panah, pasukan Mongol akan mencoba untuk menghindari serangan frontal berisiko atau sembrono (kontras dengan lawan-lawan mereka dari Eropa dan Timur Tengah). Sebaliknya mereka akan menggunakan serangan pengalih perhatian untuk mengacaukan dilokasi pertempuran utama, sementara pasukan utama mereka berusaha untuk mengepung atau mengelilingi musuh. Sekenarion pertama, para pemanah berkuda akan memberikan sebuah serangan cepat dengan panah api. Suplai panah terus ditambahkan dengan cara dibawa oleh unta-unta yang mengikuti dari jarak dekat untuk memastikan suplai amunisi.

Tehnik Menjepit atau mengapit

Dalam semua situasi medan perang, pasukan akan dibagi ke dalam formasi yang terpisah mulai dari kelompok per 10, 100, 1.000 atau 10.000 prajurit tergantung pada situasi dan kondisi medan tempur serta formasi pasukan lawan. Jika pasukan memecah diri dari kekuatan utama dengan jumlah yang signifikan seperti 10.000 atau lebih prajurit kearah depan atau menyamping maka para komandan yang berada diatas bukit akan memberikan isyarat supaya pasukan berikutnya melapisi dengan jumlah yang sama juga Para pemimpin pasukan Mongol umumnya akan memberikan taktik yang digunakan untuk menyerang musuh. Misalnya dalam penyerbuan sebuah kota dengan memecah pasukan supaya mengepung dari sebelah kiri dan kanan masing masing 500 prajurit, maka perintah itu akan diterjemahkan dengan disampaikan kepada 5 unit dengan masing-masing unit berjumlah 100 tentara dan pasukan yang diperintahkan akan mencoba mengepung dan melakukan penyerangan dari kedua sisi itu.

Pengepungan dan pembukaan

Alasan utama untuk pengepungan ini adalah untuk mengepung kota sehingga lawannya tidak ada yang bisa meloloskan diridari kedua sisi. Jika terlihat situasi memburuk pada salah satu bidang atau sisinya, pemimpin pasukan dari bukit akan mengarahkan tentara lainya untuk mendukung serangan tadi. Jika tampak bahwa akan ada masalah yang menyebabkan kerugian yang cukup lumayan dipihak pasukan sendiri, pasukan Mongol akan mundur untuk menyelamatkan diri dan akan mencoba lagi pada hari-hari berikutnya, atau bisa jadi bulan depan setelah mempelajari taktik pertahanan lawannya dalam pertempuran pertama atau bahkan mengirim pesan lagi supaya pihak lawan menyerah, tentunya setelah menimbulkan beberapa bentuk kerusakan dan sabotase terhadap kota yang mau ditaklukan.

Tidak ada ketetapan kapan dan di mana unit-unit pasukan harus dikerahkan, tapi itu semua tergantung pada situasi selama pertempuran berlangsung.

Kelompok-kelompok pasukan memiliki kewenangan penuh pada apa yang harus mereka lakukan pada saat pertempuran terjadi seperti mendukung pasukan pada sisi-sisi lain atau melakukan kamuflase dengan pura-pura mundur pada kondisi yang tepat dalam kelompok-kelompok kecil 100 sampai 1000 selama pertempuran sudah dimulai sesuai dengan arahan umum dan lawan dapat dieliminasi jumlahnya.

Pura-pura Mundur dan Kabur

Pasukan Mongol biasa mempraktekan siasat pura-pura mundur, yang mungkin merupakan taktik medan perang yang paling sulit untuk dilakukan. Hal ini karena kemenangan pura-pura bila berhadapan dengan pasukan terlatih sering dapat berubah menjadi kemenangan yang nyata jika pasukan lawan mampu menekan secara sempurna. Berpura-pura berantakan dan mengalami kekalahan dalam panasnya pertempuran yang sedang sengit-sengitnya, secara tiba-tiba dalam sekejab pasukan Mongol dapat berubah panik dan berbalik lalu kabur, pada saat poros tengah pasukan lawan bisa ditaik keluar, kemudian dengan segera pasukan Mongol menghabisi pasukan lawannya di saat pasukan lawan lengah karena asik menyerang.

Jika taktik mudur itu diketahui pihak lawanya, maka pasukan Mongol dengan sabar memperpanjang mundur pura-puranya selama beberapa hari atau bahkan bisa dalam hitungan mingguan, hal ini bertujuan untuk meyakinkan pemburuan palsu bahwa mereka benar-benar telah dapat dikalahkan, dan setelah dirasa bahwa lawanya tidak lagi memperketat pertahanan seperti semula. lalu kemudian pasukan yang tadinya mundur dengan cepat akan kembali dan bergabung lagi dengan formasi pasukan utama.



O.  Terakhir! Semangat Juang

Berperang tanpa semangat juang apalah artinya, mati konyol itu pasti! Semangat juang yang dibangun oleh Jenghis Khan, Sang Kaisar Agung, Sang Penakluk, pada dasarnya sama dengan para pemimpin yang lain. Menggunakan semangat spiritual.

Ide dasarnya adalah nuansa religius atau nilai-nilai spiritual dari kepercayaan yang mereka anut. Jenghis Khan berhasil membina karakter pasukannya berdasarkan nilai-nilai itu. Dan sama juga penokohan atas tokoh spiritual itu jatuh pada Jenghis Khan yang dianggap sebagai wakil dari Sang Pencipta.

Nilai-nilai inilah yang terus dikembangkan, dipupuk dan dibina serta dipertahankan, sehingga menimbulkan nilai kepercayaan diri dan kerelaan untuk berkorban. Jenghis Khan termasuk katagori manusia cerdas menggunakan metode ini untuk memupuk dan menempa semngat juang pasukannya. Jadilah pasukan Kekaisaran Agung Mongol, pasukan yang disetiap pertempuran menjadi bintang lapangannya.

Kelebihan lain, Jenghis khan melakukan kesemuanya itu dengan tauladan dari dirinya sendiri. Itulah sebenarnya inti dari berhsilnya apapun yang dia terapkan terhadap para prajurinya lebih jauh terhadap bangsa Mongol secara keseluruhan. Terlihat sekali dari prosentase hasil rampasan perang yang dia ambil yang Cuma 10% untuk kas negara dan sebagian dirinya selebihnya buat pasukan secara adil, kehidupan yang merakyat alias penuh kesederhanaan dan nilai-nilai kekeluargaan yang dia bangun. Lihat. Jika Seorang Kaisar Mongol meninggal, pasukan dimana pun berada pasti ditarik ke induk pasukan utama, sebagian besar kembali ke daratan Mongol untuk menghormati Kaisar mereka.


sumber : http://menguaktabirsejarah.blogspot.com/2012/06/seni-perang-ala-jenghis-khan-v.html

5 fakta skandal suap impor daging sapi




Berikut lima fakta mengejutkan di kasus suap impor daging:

1. Rp 1 M dari PT Indoguna Utama ke Ahmad Fathanah

KPK sudah memastikan ada penyerahan uang Rp 1 miliar dari direksi PT Indoguna Utama ke Ahmad Fathanah, orang dekat Luthfi Hasan Ishaaq. Uang diserahkan di kantor PT Indoguna Utama, Pondok Bambu, Jakarta Timur, sekitar pukul 15.00 WIB, Selasa (29/1).

Barang bukti berupa uang Rp 1 miliar yang disimpan di jok mobil Fathanah sudah disita. Tak hanya itu, uang Rp 10 juta yang disiapkan untuk mahasiswi cantik juga diambil KPK. KPK juga memiliki rekaman foto dan video perpidahan uang.

2. Ahmad Fathanah Orang Dekat Luthfi Hasan
Ahmad Fathanah disebut KPK sebagai orang dekat Luthfi Hasan Ishaaq. Meski tak menyebut secara detail kedekatannya, Luthfi dan Fathanah tercatat pernah berbisnis bersama di sebuah perusahaan bernama PT Atlas Jaringan Satu sejak belasan tahun lalu.

Bahkan, keduanya pernah dilaporkan ke Polda Metro Jaya atas dugaan penipuan. Fathanah sempat disidang dan diputus bersalah, namun Luthfi tak diketahui perkembangannya.

Sejumlah sumber menyebutkan, Fathanah sempat bertemu dengan Luthfi sebelum proses transaksi suap. Tak hanya itu, usai menerima uang, Fathanah juga melapor ke mantan presiden PKS itu.

3. Ada Komunikasi Intens Luthfi dan Mentan Suswono
Sejumlah sumber di KPK menyebut ada komunikasi intens antara Luthfi Hasan dengan Menteri Pertanian Suswono. Bahkan ada pembicaraan soal suap daging impor.

Saat dikonfirmasi soal ini, Suswono mengakui ada komunikasi yang intens dengan Luthfi. Namun tak pernah membicarakan soal impor daging.

"Ya kalau komunikasi mungkin-mungkin saja. Masak dengan presiden partai tidak pernah berhubungan, tapi kalau soal impor, saya tidak pernah ada kaitan pembicaraan mengenai impor daging, kan sudah ada aturannya," jelas Suswono.

4. Kuota Daging PT Indoguna Utama Besar

Salah satu dugaan motif pemberian suap dari PT Indoguna Utama ke Luthfi Hasan diduga untuk memuluskan penambahan kuota impor daging di Kementan. KPK menduga, Luthfi sebagai presiden PKS bisa mempengaruhi Mentan Suswono yang juga berasal dari PKS.

Dugaan ini diperkuat fakta bahwa kuota impor PT Indoguna Utama memang sempat turun, namun kembali naik di tahun 2013. Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Syukur Iwantoro mengungkapan PT Indoguna Utama pada tahun 2013 mendapatkan jatah impor daging sapi total sebanyak 3.420 ton atau 10,6% dari total kuota daging beku 2013 sebanyak 32.000 ton. Disebut-sebut, ini adalah jatah paling besar.

Secara terpisah data Kementerian Perdagangan (Kemendag) menunjukan PT Indoguna Utama memegang hak impor daging sapi beku tahun 2013 sebesar 2.995 ton untuk industri. Angka ini menunjukan penurunan dari tahun sebelumnya.

5. Luthfi Jadi Tersangka dan Ditahan 

Dengan terungkapnya sejumlah fakta dan peristiwa suap, KPK yakin Luthfi Hasan terlibat. Karena itu, pada Rabu (30/1) malam, setelah pengumuman tersangka, KPK menangkap Luthfi di kantor DPP PKS di Jl TB Simatupang.

Tak lama setelah menjalani pemeriksaan dan bermalam di lantai penyidikan KPK, Luthfi pun ditahan di Rutan Guntur. Mengenakan baju tahanan sebelum dibawa ke rutan, Luthfi menyatakan mengundurkan diri dari posisinya sebagai presiden PKS pada Kamis (31/1). Tak lama lagi, dia juga akan mundur dari keanggotaannya di DPR.


sumber : http://news.detik.com/read/2013/02/04/140451/2160524/10/

Strategi perang Sun Tzu (the art of war)





Bab 1. Strategi untuk Menang

Strategi 1
Perdaya Langit untuk melewati Samudera.
Bergerak di kegelapan dan bayang-bayang, menggunakan tempat-tempat tersembunyi, atau bersembunyi di belakang layar hanya akan menarik kecurigaan. Untuk memperlemah pertahanan musuh anda harus bertindak di tempat terbuka menyembunyikan maksud tersembunyi anda dengan aktivitas biasa sehari-hari.

Strategi 2
Kepung Wei untuk menyelamatkan Zhao.
Ketika musuh terlalu kuat untuk diserang, seranglah sesuatu yang berharga yang dimilikinya. Ketahui bahwa musuh tidak selalu kuat di semua hal. Entah dimana, pasti ada celah di antara senjatanya, kelemahan pasti dapat diserang. Dengan kata lain, anda dapat menyerang sesuatu yang berhubungan atau dianggap berharga oleh musuh untuk melemahkannya secara psikologis.

Strategi 3
Pinjam tangan seseorang untuk membunuh. (Bunuh dengan pisau pinjaman.)
Serang dengan menggunakan kekuatan pihak lain (karena kekuatan yang minim atau tidak ingin menggunakan kekuatan sendiri). Perdaya sekutu untuk menyerang musuh, sogok aparat musuh untuk menjadi pengkhianat, atau gunakan kekuatan musuh untuk melawan dirinya sendiri.

Strategi 4
Buat musuh kelelahan sambil menghemat tenaga.
Adalah sebuah keuntungan, merencanakan waktu dan tempat pertempuran. Dengan cara ini, anda akan tahu kapan dan di mana pertempuran akan berlangsung, sementara musuh anda tidak. Dorong musuh anda untuk menggunakan tenaga secara sia-sia sambil anda mengumpulkan/menghemat tenaga. Saat ia lelah dan bingung, anda dapat menyerangnya.

Strategi 5
Gunakan kesempatan saat terjadi kebakaran untuk merampok lainnya. (Merampok sebuah rumah yang terbakar.)
Saat sebuah negara mengalami konflik internal, ketika terjangkit penyakit dan kelaparan, ketika korupsi dan kejahatan merajalela, maka ia tidak akan bisa menghadapi ancaman dari luar. Inilah waktunya untuk menyerang.

Strategi 6
Berpura-pura menyerang dari timur dan menyeranglah dari barat.
Pada tiap pertempuran, elemen dari sebuah kejutan dapat menghasilkan keuntungan ganda. Bahkan ketika berhadapan langsung dengan musuh, kejutan masih dapat digunakan dengan melakukan penyerangan saat mereka lengah. Untuk melakukannya, anda harus membuat perkiraan akan apa yang ada dalam benak musuh melalui sebuah tipu daya.


Bab 2. Strategi Berhadapan dengan Musuh

Strategi 7
Buatlah sesuatu untuk hal kosong.
Anda menggunakan tipu daya yang sama dua kali. Setelah breaksi terhadap tipuan pertama dan –biasanya- kedua, musuh akan ragu-ragu untuk bereaksi pada tipuan yang ketiga. OLeh karenanya, tipuan ketiga adalah serangan sebenarnya untuk menangkap musuh saat pertahanannya lemah.

Strategi 8
Secara rahasia pergunakan lintasan Chen Chang. (Perbaiki jalan utama untuk mengambil jalan lain.)
Serang musuh dengan dua kekuatan konvergen. Yang pertama adalah serangan langsung, sesuatu yang sangat jelas dan membuat musuh mempersiapkan pertahanannya. Yang kedua secara tidak langsung, sebuah serangan yang menakutkan, musuh tidak mengira dan membagi kekuatannya sehingga pada saat-saat terakhir mengalami kebingungan dan kemalangan.

Strategi 9
Pantau api yang terbakar sepanjang sungai.
Tunda untuk memasuki wilayah pertempuran sampai seluruh pihak yang bertikai mengalami kelelahan akibat pertempuran yang terjadi antar mereka. Kemudian serang dengan kekuatan penuh dan habiskan.

Strategi 10
Pisau tersarung dalam senyum.
Puji dan jilat musuh anda. Ketika anda mendapat kepercayaan darinya, anda bergerak melawannya secara rahasia.

Strategi 11
Pohon prem berkorban untuk pohon persik. (Mengorbankan perak untuk mempertahankan emas.)
Ada suatu keadaan dimana anda harus mengorbankan tujuan jangka pendek untuk mendapatkan tujuan jangka panjang. Ini adalah strategi kambing hitam dimana seseorang akan dikorbankan untuk menyelamatkan yang lain.

Strategi 12
Mencuri kambing sepanjang perjalanan (Ambil kesempatan untuk mencuri kambing.)
Sementara tetap berpegang pada rencana, anda harus cukup fleksibel untuk mengambil keuntungan dari tiap kesempatan yang ada sekecil apapun.

Bab 3. Strategi Penyerangan

Strategi 13
Kagetkan ular dengan memukul rumput di sekitarnya.
Ketika anda tidak mengetahui rencana lawan secara jelas, serang dan pelajari reaksi lawan. Perilakunya akan membongkar strateginya.

Strategi 14
Pinjam mayat orang lain untuk menghidupkan kembali jiwanya. (Menghidupkan kembali orang mati.)
Ambil sebuah lembaga, teknologi, atau sebuah metode yang telah dilupakan atau tidak digunakan lagi dan gunakan untuk kepentingan diri sendiri. Hidupkan kembali sesuatu dari masa lalu dengan memberinya tujuan baru atau terjemahkan kembali, dan bawa ide-ide lama, kebiasaan, dan tradisi ke kehidupan sehari-hari.

Strategi 15
Giring macan untuk meninggalkan sarangnya.
Jangan pernah menyerang secara langsung musuh yang memiliki keunggulan akibat posisinya yang baik. Giring mereka untuk meninggalkan sarangnya sehingga mereka akan terjauh dari sumber kekuatannya.

Strategi 16
Pada saat menangkap, lepaslah satu orang.
Mangsa yang tersudut biasanya akan menyerang secara membabi buta. Untuk mencegah hal ini, biarkan musuh percaya bahwa masih ada kesempatan untuk bebas. Hasrat mereka untuk menyerang akan teredam dengan keinginan untuk melarikan diri. Ketika pada akhirnya kebebasan yang mereka inginkan tersebut tak terbukti, moral musuh akan jatuh dan mereka akan menyerah tanpa perlawanan.

Strategi 17
Melempar Batu Bata untuk mendapatkan Giok.
Persiapkan sebuah jebakan dan perdaya musuh anda dengan umpan. Dalam perang, umpan adalah ilusi atas sebuah kesempatan untuk memperoleh hasil. Dalam keseharian, umpan adalah ilusi atas kekayaan, kekuasaan, dan sex.

Strategi 18
Kalahkan musuh dengan menangkap pemimpinnya.
Jika tentara musuh kuat tetapi dipimpin oleh komandan yang mengandalkan uang dan ancaman, maka ambil pemimpinnya. Jika komandan mati atau tertangkap maka sisa pasukannya akan terpecah belah atau akan lari ke pihak anda. Akan tetapi jika pasukan terikat atas sebuah loyalitas terhadap pimpinannya, maka berhati-hatilah, pasukan akan dapat melanjutkan perlawanan dengan motivasi balas dendam.

Bab 4. Strategi Chaos/Kekacauan

Strategi 19
Jauhkan kayu bakar dari tungku masak. (Lepaskan pegangan kayu dari kapaknya.)
Ketika berhadapan dengan musuh yang sangat kuat untuk menghadapinya secara langsung anda harus melemahkannya dengan meruntuhkan pondasinya dan menyerang sumberdayanya.

Strategi 20
Memancing di air keruh.
Sebelum menghadapi pasukan musuh, buatlah sebuah kekacauan untuk memperlemah persepsi dan pertimbangan mereka. Buatlah sesuatu yang tidak biasa, aneh, dan tak terpikirkan sehingga menimbulkan kecurigaan musuh dan mengacaukan pikirannya. Musuh yang bingung akan lebih mudah untuk diserang.

Strategi 21
Lepaskan kulit serangga. (Penampakan yang salah menipu musuh.)
Ketika anda dalam keadaan tersudut, dan anda hanya memiliki kesempatan untuk melarikan diri dan harus mengonsolidasi kelompok, buatlah sebuah ilusi. Sementara perhatian musuh terfokus atas muslihat yang anda lakukan, pindahkan pasukan anda secara rahasia di belakang muka anda yang terlihat.

Strategi 22
Tutup pintu untuk menangkap pencuri.
Jika anda memiliki kesempatan untuk menangkap seluruh musuh maka lakukanlah, sehingga dengan demikian pertempuran akan segera berakhir. Membiarkan musuh untuk lepas akan menanam bibit dari konflik baru. Akan tetapi jika mereka berhasil melarikan diri, berhati-hatilah dalam melakukan pengejaran.

Strategi 23
Berteman dengan negara jauh dan serang negara tetangga.
Jamak diketahui bahwa negara yang berbatasan satu sama lain menjadi musuh sementara negara yang terpisah jauh merupakan sekutu yang baik. Ketika anda adalah yang terkuat di sebuah wilayah, ancaman terbesar adalah dari terkuat kedua di wilayah tersebut, bukan dari yang terkuat di wilayah lain.

Strategi 24
Cari lintasan aman untuk menjajah Kerajaan Guo.
Pinjam sumberdaya sekutu untuk menyerang musuh bersama. Sesudah musuh dikalahkan, gunakan sumberdaya tersebut untuk menempatkan sekutu anda pada posisi pertama –untuk diserang-.

Bab 5 Strategi Pendekatan

Strategi 25
Gantikan balok dengan kayu jelek.
Kacaukan formasi musuh, ganggu metode operasinya, ubah aturan-aturan yang digunakannya, buatlah sebuah hal yang berlawanan dengan latihan standarnya. Dengan cara ini anda telah meruntuhkan tiang-tiang pendukung yang dibutuhkan oleh musuh dalam membangun pasukan yang efektif.

Strategi 26
Lihat pada pohon murbei dan ganggu ulatnya.
Untuk mendisiplinkan, mengontrol, dan mengingatkan suatu pihak yang status atau posisinya di luar konfrontasi langsung; gunakan analogi atau sindiran. Tanpa langsung menyebut nama, pihak yang tertuduh tidak akan dapat memukul balik tanpa keberpihakan yang jelas.

Strategi 27
Pura-pura menjadi seekor babi untuk memakan macan. (Bergaya bodoh.)
Sembunyi di balik topeng ketololan, mabuk, atau gila untuk menciptakan kebingungan atas tujuan dan motivasi anda. Giring lawan anda ke dalam sikap meremehkan kemampuan anda sampai pada akhirnya terlalu yakin akan diri sendiri sehingga menurunkan level pertahanannya. Pada situasi ini anda dapat menyerangnya.

Strategi 28
Jauhkan tangga ketika musuh telah sampai di atas (Seberangi sungai dan hancurkan jembatan.)
Dengan umpan dan tipu muslihat giring musuh anda ke dalam daerah berbahaya. Kemudian putus jalur komunikasi dan jalan untuk melarikan diri. Untuk menyelamatkan dirinya, dia harus bertarung dengan kekuatan anda dan sekaligus elemen alam.

Strategi 29
Hias pohon dengan bunga palsu.
Menempelkan kembang sutera di atas pohon memberikan sebuah ilusi bahwa pohon tersebut sehat. Dengan menggunakan muslihat dan penyamaran akan membuat sesuatu yang tak berarti tampak berharga; tak mengancam kelihatan berbahaya; bukan apa-apa kelihatan berguna.

Strategi 30
Buat tuan rumah dan tamu bertukar tempat.
Kalahkan musuh dari dalam dengan menyusup ke dalam benteng lawan di bawah muslihat kerjasama, penyerahan diri, atau perjanjian damai. Dengan cara ini anda akan menemukan kelemahan dan kemudian saat pasukan musuh sedang beristirahat, serang secara langsung ke jantung pertahanannya.

Bab 6 Strategi Kalah

Strategi 31
Jebakan indah. (jebakan bujuk rayu, gunakan seorang perempuan untuk menjebak seorang laki-laki.)
Kirim musuh anda perempuan-perempuan cantik yang akan menyebabkan perselisihan di basis pertahanannya. Strategi ini dapat bekerja pada tiga tingkatan. Pertama, penguasa akan terpesona oleh kecantikannya sehingga akan melalaikan tugasnya dan tingkat kewaspadaannya akan menurun. Kedua, para laki-laki akan menunjukkan sikap agresifnya yang akan menyulut perselisihan kecil di antara mereka, menyebabkan lemahnya kerjasama dan jatuhnya semangat. Ketiga, para perempuan akan termotivasi oleh rasa cemburu dan iri, sehingga akan membuat intrik yang pada gilirannya akan semakin memperburuk situasi.

Strategi 32
Kosongkan benteng. (Jebakan psikologis, benteng yang kosong akan membuat musuh berpikir bahwa benteng tersebut penuh dengan jebakan.)
Ketika musuh kuat dalam segi jumlah dan situasinya tidak menuntungkan bagi diri anda, maka tanggalkan seluruh muslihat militer dan bertindaklah seperti biasa. Jika musuh tidak mengetahui secara pasti situasi anda, tindakan yang tidak biasanya ini akan meningkatkan kewaspadaan. Dengan sebuah keberuntungan, musuh akan mengendorkan serangan.

Strategi 33
Biarkan mata-mata musuh menyebarkan konflik di wilayah pertahanannya. (Gunakan mata-mata musuh untuk menyebarkan informasi palsu.)
Perlemah kemampuan tempur musuh anda dengan secara diam-diam membuat konflik antara musuh dan teman, sekutu, penasihat, komandan, prajurit, dan rakyatnya. Sementara ia sibuk untuk menyelesaikan konflik internalnya, kemampuan tempur dan bertahannya akan melemah.

Strategi 34
Lukai diri sendiri untuk mendapatkan kepercayaan musuh. (Masuk pada jebakan; jadilah umpan.)
Berpura-pura terluka akan mengakibatkan dua kemungkinan. Kemungkinan pertama, musuh akan bersantai sejenak oleh karena dia tidak melihat anda sebagai sebuah ancaman serius. Yang kedua adalah jalan untuk menjilat musuh anda dengan berpura-pura luka oleh sebab musuh merasa aman.

Strategi 35
Ikat seluruh kapal musuh secara bersamaan (Jangan pernah bergantung pada satu strategi.)
Dalam hal-hal penting, seseorang harus menggunakan beberapa strategi yang dijalankan secara simultan. Tetap berpegang pada rencana berbeda-beda yang dijalankan pada sebuah skema besar; dengan cara ini, jika satu strategi gagal, anda masih memiliki beberapa strategi untuk tetap maju.

Strategi 36
Selain dari semua hal di atas, salah satu yang paling dikenal adalah strategi ke 36: lari untuk bertempur di lain waktu. Hal ini diabadikan dalam bentuk peribahasa Cina:
“Jika seluruhnya gagal, mundur”
Jika keadaannya jelas bahwa seluruh rencana aksi anda akan mengalami kegagalan, mundurlah dan konsolidasi pasukan. Ketika pihak anda mengalami kekalahan hanya ada tiga pilihan: menyerah, kompromi, atau melarikan diri. Menyerah adalah kekalahan total, kompromi adalah setengah kalah, tapi melarikan diri bukanlah sebuah kekalahan. Selama anda tidak kalah, anda masih memiliki sebuah kesempatan untuk menang!